tag:blogger.com,1999:blog-74289188978019136802024-03-13T07:50:59.863-07:00Kesenian sundablog ini membri tau kesenian sunda daerah.dan lagulagu sunda.dan bisa memahami kesenian buhun.dan harus di lrstariukan budaya sunda ituh dan kita harus berajar kesenian sunda.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09332401185697538460noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-7428918897801913680.post-85399086655629583122013-03-25T05:19:00.000-07:002013-03-25T05:19:04.438-07:00Sisingaan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<b>Sisingaan</b> atau <b>Gotong Singa</b> (sebutan lainnya <b>Odong-odong</b>) merupakan salah satu jenis seni pertunjukan rakyat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat" title="Jawa Barat">Jawa Barat</a>, khas <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Subang" title="Subang">Subang</a> (di samping seni lainnya seperti <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bajidoran&action=edit&redlink=1" title="Bajidoran (halaman belum tersedia)">Bajidoran</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Genjring_Bonyok&action=edit&redlink=1" title="Genjring Bonyok (halaman belum tersedia)">Genjring Bonyok</a>) berupa keterampilan memainkan tandu berisi boneka singa (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sunda" title="Bahasa Sunda">Sunda</a>: <i>sisingaan</i>, singa tiruan) berpenunggang.<br />
<a name='more'></a><br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Sejarah_.26_perkembangan">Sejarah & perkembangan</span></h2>
Terdapat beberapa keterangan tentang asal usul Sisingaan ini, di
antaranya bahwa Sisingaan memiliki hubungan dengan bentuk perlawanan
rakyat terhadap penjajah lewat binatang Singa kembar (Singa kembar
lambang penjajah Belanda), yang pada waktu itu hanya punya sisa waktu
luang dua hari dalam seminggu. Keterangan lain dikaitkan dengan semangat
menampilkan jenis kesenian di Anjungan Jawa Barat sekitar tahun 70-an,
ketika Bupati Subang dipegang oleh Pak Atju. Pada waktu itu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/RAF" title="RAF">RAF (Rachmatulah Ading Affandi)</a>
yang juga tengah berdinas di Subang, karena ia dikenal sebagai seniman
dan budayawan dimintakan kitanya. Dalam prosesnya itu, akhirnya
ditampilkanlah Gotong Singa atau Sisingaan yang dalam bentuknya masih
sederhana, termasuk musik pengiringnya dan kostum penari pengusung
Sisingaan. Ternyata sambutannya sangat luar biasa, sejak itu Sisingaan
menjadi dikenal masyarakat.<br />
Dalam perkembangan bentuknya Sisingaan, dari bentuk Singa Kembar yang
sederhana, semakin lama disempurnakan, baik bahan maupun rupanya,
semakin gagah dan menarik. Demikian juga para pengusung Sisingaan,
kostumnya semakin dibuat glamour dengan warna-warna kontras dan
menyolok.. Demikian pula dengan penataan gerak tarinya dari hari ke hari
semakin ditata dan disempurnakan. Juga musik pengiringnya, sudah
ditambahkan dengan berbagai perkusi lain, seperti bedug, genjring dll.
Begitu juga dengan lagu-lagunya, lagu-lagu dangdut popular sekarang
menjadi dominan. Dalam beberapa festival Helaran Sisingaan selalu
menjadi unggulan, masyarakat semakin menyukainya, karena itu
perkembangannya sangat pesat.<br />
Dewasa ini, di Subang saja diperkirakan ada 200 grup Sisingaan yang
tersebar di setiap desa, oleh karena itu Festival Sisingaan Kabupaten
Subang yang diselenggarakan setiap tahunnya, merupakan jawaban konkrit
dari antusiasme masyarakat Subang. Karena bagi pemenang, diberi peluang
mengisi acara di tingkat regional, nasional, bahkan internasional.
Penyebaran Sisingaan sangat cepat, dibeberapa daerah di luar Subang,
seperti Sumedang, Kabupaten Bandung, Purwakarta, dll, Sisingaan menjadi
salah satu jenis pertunjukan rakyat yang disukai, terutama dalam
acara-acara khitanan dan perkawinan. Sebagai seni helaran yang unggul,
Sisingaan dikemas sedemikian rupa dengan penambahan pelbagai atraksi,
misalnya yang paling menonjol adalah Jajangkungan dengan tampilan
manusia-manusia yang tinggi menjangkau langit, sekitar 3-4 meter, serta
ditambahkan dengan bunyibunyian petasan yang dipasang dalam bentuk
sebuah senapan.<br />
Dalam rangka menumbuhkembangkan seni sisingaan khas kabupaten subang,
sanggar seni ninaproduction berupaya untuk melakukan regerasi melaui
pembinaan tari anak-anak usia 7 tahun sampai remaja, termasuk tari
sisingaan. Nina production beralamat di Jalan Patinggi no 78 Desa buni
hayu Jalancagak Subang, sampai saat ini Sanggar Nina Production telah di
liput oleh trans 7 dalam acara wara wiri, Daai TV dan sekarang tangggal
2 Mei 2010 akan diliput oleh ANTV dalam acara anak pemberani.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Pertunjukan">Pertunjukan</span></h2>
Pertunjukan Sisingaan pada dasarnya dimulai dengan tetabuhan musik
yang dinamis. Lalu diikuti oleh permainan Sisingaan oleh penari
pengusung sisingaan, lewat gerak antara lain: Pasang/Kuda-kuda,
Bangkaret, Masang/Ancang-ancang, Gugulingan, Sepakan dua, Langkah
mundur, Kael, Mincid, Ewag, Jeblag, Putar taktak, Gendong Singa,
Nanggeuy Singa, Angkat jungjung, Ngolecer,Lambang, Pasagi Tilu, Melak
cau, Nincak rancatan, dan Kakapalan. Sebagai seni Helaran, Sisingaan
bergerak terus mengelilingi kampung, desa, atau jalanan kota. Sampai
akhirnya kembali ke tempat semula. Di dalam perkembangannya, musik
pengiring lebih dinamis, dan melahirkan musik Genjring Bonyok dan juga
Tardug.<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Penyajian">Penyajian</span></h3>
Pola penyajian Sisingaan meliputi:<br />
<ol>
<li><i>Tatalu</i> (tetabuhan, <i>arang-arang bubuka</i>) atau keringan</li>
<li>Kidung atau kembang gadung</li>
<li>Sajian Ibingan di antaranya solor, gondang, ewang (kangsreng), catrik, kosong-kosong dan lain-lain</li>
<li>Atraksi atau demo, biasanya disebut atraksi kamonesan dalam
pertunjukan Sisingaan yang awalnya terinspirasi oleh atraksi Adem Ayem
(genjring akrobat) dan Liong (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Barongsay&action=edit&redlink=1" title="Barongsay (halaman belum tersedia)">barongsay</a>)</li>
<li>Penutup dengan musik keringan.</li>
</ol>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Musik_pengiring">Musik pengiring</span></h3>
Musik pengiring Sisingaan pada awalnya cukup sederhana, antara lain:
Kendang Indung (2 buah), Kulanter, Bonang (ketuk), Tarompet, Goong,
Kempul, Kecrek. Karena Helaran, memainkannya sambil berdiri, digotong
dan diikatkan ke tubuh. Dalam perkembangannya sekarang memakai juru
kawih dengan lagu-lagu (baik vokal maupun intrumental), antara lain:
Lagu Keringan, Lagu Kidung, Lagu Titipatipa, Lagu Gondang,Lagu Kasreng,
Lagu Selingan (Siyur, Tepang Sono, Awet rajet, Serat Salira, Madu dan
Racun, Pria Idaman, Goyang Dombret, Warudoyong dll), Lagu Gurudugan,
Lagu Mapay Roko atau Mars-an (sebagai lagu penutup). Lagu lagu dalam
Sisingaan tersebut diambil dari lagu-lagu kesenian Ketuk Tilu, Doger dan
Kliningan.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Pemaknaan">Pemaknaan</span></h2>
Ada beberapa makna yang terkandung dalam seni pertunjukan Sisingaan, diantaranya:<br />
<ul>
<li>Makna sosial, masyarakat Subang percaya bahwa jiwa kesenian rakyat
sangat berperan dalam diri mereka, seperti egalitarian, spontanitas, dan
rasa memiliki dari setiap jenis seni rakyat yang muncul.</li>
<li>Makna teatrikal, dilihat dari penampilannya Sisingaan dewasa ini tak
diragukan lagi sangat teatrikal, apalagi setelah ditmabhakn berbagai
variasi, seperti jajangkungan dan lain-lain.</li>
<li>Makna komersial, karena Sisingaan mampu meningkatkan kesejahteraan
mereka, maka antusiasme munculnya sejumlah puluhan bahkan ratusan
kelompok Sisingaan dari berbagai desa untuk ikut festival, menunjukan
peluang ini, karena si pemenang akan mendapatkan peluang bisnis yang
menggiurkan, sama halnya seperti seni bajidoran.</li>
<li>Makna universal, dalam setiap etnik dan bangsa seringkali dipunyai
pemujaan terhadap binatang Singa (terutama Eropa dan Afrika), meskipun
di Jawa Barat tidak terdapat habitat binatang Singa, namun dengan konsep
kerkayatan, dapat saja Singa muncul bukan dihabitatnya, dan diterima
sebagai miliknya, terbukti pada Sisingaan.</li>
<li>Makna Spiritual, dipercaya oleh masyarakat lingkungannya untuk keselamatan/ (salametan) atau syukuran.</li>
</ul>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09332401185697538460noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7428918897801913680.post-25662326505356310292013-03-25T05:18:00.001-07:002013-03-25T05:18:14.081-07:00Pencak silat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><br />
<b>Pencak silat</b> atau <b>silat</b> adalah suatu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_bela_diri" title="Seni bela diri">seni bela diri</a> tradisional yang berasal dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>. Seni bela diri ini secara luas dikenal di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Malaysia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Brunei" title="Brunei">Brunei</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura" title="Singapura">Singapura</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filipina" title="Filipina">Filipina</a> selatan, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand">Thailand</a> selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Vietnam">Vietnam</a> juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_Pencak_Silat_Indonesia" title="Ikatan Pencak Silat Indonesia">Ikatan Pencak Silat Indonesia</a> (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persilat" title="Persilat">Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa</a> (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.<br />
<a name='more'></a><br />
Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi.Ada pengaruh budaya Cina, agama <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindu" title="Hindu">Hindu</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Budha" title="Budha">Budha</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam">Islam</a> dalam pencak silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat" title="Jawa Barat">Jawa Barat</a> terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Merpati_Putih" title="Merpati Putih">Merpati Putih</a> dan di Jawa Timur ada aliran <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perisai_Diri" title="Perisai Diri">Perisai Diri</a>. Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pekan_Olahraga_Nasional" title="Pekan Olahraga Nasional">Pekan Olahraga Nasional</a>. Pencak silat juga dipertandingkan dalam <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/SEA_Games" title="SEA Games">SEA Games</a> sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak
silat menjadi salah satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk
mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas bangsa. Olahraga pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional.
Di Indonesia banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan
banyaknya aliran ini menunjukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada di
Indonesia dengan nilai-nilai yang ada didalamnya.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Etimologi">Etimologi</span>Istilah <b> </b></h2>
<h2>
<span style="font-size: small;">Istilah <b>silat</b> dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi khusus di Indonesia istilah yang digunakan adalah <b>pencak silat</b>. Istilah ini digunakan sejak 1948 untuk mempersatukan berbagai aliran seni bela diri tradisional yang berkembang di Indonesia.
Nama "pencak" digunakan di Jawa, sedangkan "silat" digunakan di
Sumatera, Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Dalam perkembangannya kini
istilah "pencak" lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan
gerakan, sedangkan "silat" adalah inti ajaran bela diri dalam
pertarungan.</span><b><span style="font-size: small;"> </span></b></h2>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Sejarah">Sejarah</span></h2>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Sejarah"></span></h2>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 172px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Tari_Perang_Nias.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="261" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/51/Tari_Perang_Nias.jpg/170px-Tari_Perang_Nias.jpg" width="170" /></a>
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Tari_Perang_Nias.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf10/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Bela diri yang berkembang di Nusantara didasarkan pada upaya pertahanan suku menghadapi musuh, seperti tari perang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nias" title="Nias">Nias</a>.</div>
</div>
</div>
<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nenek_moyang" title="Nenek moyang">Nenek moyang</a>
bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan
untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari
tantangan alam.<sup class="reference" id="cite_ref-Penjasorkes_4-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Penjasorkes-4">[4]</a></sup> Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kera" title="Kera">kera</a>, harimau, ular, atau burung elang.<sup class="reference" id="cite_ref-Penjasorkes_4-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Penjasorkes-4">[4]</a></sup>
Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang
dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang
dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam
tradisi suku <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nias" title="Nias">Nias</a> yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.<br />
Silat diperkirakan menyebar di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara" title="Nusantara">kepulauan nusantara</a> semenjak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-7" title="Abad ke-7">abad ke-7</a> masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya" title="Sriwijaya">Sriwijaya</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit" title="Majapahit">Majapahit</a>
disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela
diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam
pembelaan diri dapat diandalkan.<sup class="reference" id="cite_ref-Penjasorkes_4-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Penjasorkes-4">[4]</a></sup>
Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni
bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari
masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang
berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur" title="Borobudur">Borobudur</a>.
Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat
adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan
juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan
Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005)<sup class="reference" id="cite_ref-Shamsuddin1_5-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Shamsuddin1-5">[5]</a></sup> berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cina" title="Cina">Cina</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India">India</a>
dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat
pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari
India, Cina, dan mancanegara lainnya.<br />
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai nama.<sup class="reference" id="cite_ref-Pendidikan_Jasmani_6-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Pendidikan_Jasmani-6">[6]</a></sup> Di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semenanjung" title="Semenanjung">semenanjung</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Malaysia</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura" title="Singapura">Singapura</a>, silat lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu <i>gayong</i> dan <i>cekak</i>.<sup class="reference" id="cite_ref-Pendidikan_Jasmani_6-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Pendidikan_Jasmani-6">[6]</a></sup> Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama <i>bersilat</i>, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama <i>pasilat</i>.<sup class="reference" id="cite_ref-Pendidikan_Jasmani_6-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Pendidikan_Jasmani-6">[6]</a></sup>
Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah "silat" paling banyak
menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari
Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.<sup class="reference" id="cite_ref-Pendidikan_Jasmani_6-3"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Pendidikan_Jasmani-6">[6]</a></sup><br />
<br />
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke
mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai
asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui
legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Minangkabau" title="Suku Minangkabau">Minangkabau</a>, silat (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Minangkabau" title="Bahasa Minangkabau">bahasa Minangkabau</a>: <i>silek</i>) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pariangan,_Tanah_Datar" title="Pariangan, Tanah Datar">Pariangan, Tanah Datar</a> di kaki <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Marapi" title="Marapi">Gunung Marapi</a> pada abad ke-11.<sup class="reference" id="cite_ref-7"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-7">[7]</a></sup> Kemudian <i>silek</i> dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a>.
Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande,
yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan
antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh
persilatan (<i>pendekar</i>) yang dibanggakan, misalnya <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prabu_Siliwangi" title="Prabu Siliwangi">Prabu Siliwangi</a> sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran,<sup class="reference" id="cite_ref-8"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-8">[8]</a></sup> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hang_Tuah" title="Hang Tuah">Hang Tuah</a> panglima Malaka,<sup class="reference" id="cite_ref-Shamsuddin7_9-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Shamsuddin7-9">[9]</a></sup> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_Mada" title="Gajah Mada">Gajah Mada</a> mahapatih Majapahit<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan.">[<i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisan" title="Wikipedia:Kutip sumber tulisan">rujukan?</a></i>]</span></sup> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Si_Pitung" title="Si Pitung">Si Pitung</a> dari Betawi.<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan.">[<i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisan" title="Wikipedia:Kutip sumber tulisan">rujukan?</a></i>]</span></sup><br />
Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-14" title="Abad ke-14">abad ke-14</a>
di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan
pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari
latihan spiritual. <sup class="reference" id="cite_ref-Shamsuddin1_5-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Shamsuddin1-5">[5]</a></sup>
Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan
bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Randai" title="Randai">Randai</a> yang tak lain adalah gerakan <i>silek</i> Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Betawi" title="Betawi">Betawi</a>
terdapat tradisi "palang pintu", yaitu peragaan silat Betawi yang
dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum
akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan
pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita
dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga
menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat
di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar
pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal
pengantin pria.<br />
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat,
menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah
asing.<sup class="reference" id="cite_ref-Shamsuddin7_9-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Shamsuddin7-9">[9]</a></sup> Dalam sejarah perjuangan melawan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penjajah" title="Penjajah">penjajah</a> Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Panembahan_Senopati" title="Panembahan Senopati">Panembahan Senopati</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sultan_Agung" title="Sultan Agung">Sultan Agung</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pangeran_Diponegoro" title="Pangeran Diponegoro">Pangeran Diponegoro</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teuku_Cik_Di_Tiro" title="Teuku Cik Di Tiro">Teuku Cik Di Tiro</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teuku_Umar" title="Teuku Umar">Teuku Umar</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Bonjol" title="Imam Bonjol">Imam Bonjol</a>, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cut_Nyak_Dhien" title="Cut Nyak Dhien">Cut Nyak Dhien</a>, dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cut_Nyak_Meutia" title="Cut Nyak Meutia">Cut Nyak Meutia</a>.<sup class="reference" id="cite_ref-Penjasorkes_4-3"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Penjasorkes-4">[4]</a></sup><br />
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Melayu" title="Melayu">suku Melayu</a> dalam pengertian yang luas,<sup class="reference" id="cite_ref-10"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-10">[10]</a></sup> yaitu para penduduk daerah pesisir pulau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera" title="Sumatera">Sumatera</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semenanjung_Melayu" title="Semenanjung Melayu">Semenanjung Malaka</a>, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lingua_franca" title="Lingua franca">lingua franca</a></i> bahasa Melayu di berbagai daerah di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bali" title="Bali">Bali</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan" title="Kalimantan">Kalimantan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi" title="Sulawesi">Sulawesi</a>, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan beladiri ini.<br />
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa
perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat
pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada
tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_Pencak_Silat_Indonesia" title="Ikatan Pencak Silat Indonesia">Ikatan Pencak Silat Indonesia</a> (IPSI)<sup class="reference" id="cite_ref-Penjasorkes_4-4"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Penjasorkes-4">[4]</a></sup> Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.<br />
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat)
didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu
menjabat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ketua" title="Ketua">ketua</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/IPSI" title="IPSI">IPSI</a>.<sup class="reference" id="cite_ref-Pendidikan_Jasmani_6-4"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Pendidikan_Jasmani-6">[6]</a></sup> Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Malaysia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura" title="Singapura">Singapura</a>, dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Brunei_Darussalam" title="Brunei Darussalam">Brunei Darussalam</a>.<sup class="reference" id="cite_ref-Pendidikan_Jasmani_6-5"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Pendidikan_Jasmani-6">[6]</a></sup> Keempat negara itu termasuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>, ditetapkan sebagai pendiri <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persilat" title="Persilat">Persilat</a>.<sup class="reference" id="cite_ref-Pendidikan_Jasmani_6-6"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Pendidikan_Jasmani-6">[6]</a></sup><br />
Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah <i>Ikatan Pencak Silat Indonesia</i> (IPSI) di Indonesia, <i>Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia</i> (PESAKA) di Malaysia, <i>Persekutuan Silat Singapore</i> (PERSIS) di Singapura, dan <i>Persekutuan Silat Brunei Darussalam</i>
(PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat
di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk
sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya
dipertandingkan dalam <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/SEA_Games" title="SEA Games">SEA Games</a>.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Istilah_dalam_Pencak_Silat">Istilah dalam Pencak Silat</span></h2>
<ul>
<li><b>Kuda-kuda</b>: adalah posisi menapak kaki untuk memperkokoh
posisi tubuh. Kuda-kuda yang kuat dan kokoh penting untuk mempertahankan
posisi tubuh agar tidak mudah dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk
menahan dorongan atau menjadi dasar titik tolak serangan (tendangan atau
pukulan).</li>
</ul>
<ul>
<li><b>Sikap dan Gerak</b>: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas <i>sikap</i> (posisi) dan <i>gerak-gerik</i>
(pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap
dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara
berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka
pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang
cepat.</li>
</ul>
<ul>
<li><b>Langkah</b>: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah.
Langkah ini penting di dalam permainan silat yang baik dan benar. Ada
beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya langkah tiga dan langkah
empat.</li>
</ul>
<ul>
<li><b>Kembangan</b>: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang
dilakukan sambil memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus
mengintai celah pertahanan musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan
pada awal laga dan dapat bersifat mengantisipasi serangan atau
mengelabui musuh. Seringkali gerakan kembangan silat menyerupai tarian
atau dalam <i>maenpo</i> Sunda menyerupai <i>ngibing</i> (berjoget). Kembangan adalah salah satu bagian penilaian utama dalam seni pencak silat yang mengutamakan keindahan gerakan.</li>
</ul>
<ul>
<li><b>Buah</b>: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik
bertahan dan menyerang. Secara tradisional istilah teknik ini dapat
disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan tangan, siku, lengan,
kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk
tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan,
mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.</li>
</ul>
<ul>
<li><b>Jurus</b>: pesilat berlatih dengan <i>jurus-jurus</i>. Jurus
ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang
digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan teknik-teknik
lanjutan pencak silat (<i>buah</i>), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan <i>langkah</i>,
atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat
digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.</li>
</ul>
<ul>
<li><b>Sapuan dan Guntingan</b>: adalah salah satu jenis buah (teknik)
menjatuhkan musuh dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang
dengan menyapu atau menjepit (menggunting) kaki musuh, sehingga musuh
kehilangan keseimbangan dan jatuh.</li>
</ul>
<ul>
<li><b>Kuncian</b>: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak
berdaya, tidak dapat bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh.
Kuncian melibatkan gerakan menghindar, tipuan, dan gerakan cepat yang
biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher, dagu, atau bahu
musuh.</li>
</ul>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Aspek_dan_bentuk">Aspek dan bentuk</span></h2>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 222px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Randai_Padang_Panjang.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="165" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/2b/Randai_Padang_Panjang.jpg/220px-Randai_Padang_Panjang.jpg" width="220" /></a>
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Randai_Padang_Panjang.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf10/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Kesenian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Randai" title="Randai">Randai</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Barat" title="Sumatera Barat">Sumatera Barat</a> memakai <i>silek</i> (silat) sebagai unsur tariannya.</div>
</div>
</div>
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:<br />
<ol>
<li>Aspek <i>Mental Spiritual</i>: Pencak silat membangun dan
mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar
dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati
tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat
tertinggi keilmuannya.</li>
<li>Aspek <i>Seni Budaya</i>: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah <i>Pencak</i> pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.</li>
<li>Aspek <i>Bela Diri</i>: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah <i>silat</i>, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.</li>
<li>Aspek <i>Olah Raga</i>: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak
silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah
tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi
pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal,
ganda atau regu.</li>
</ol>
Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda
satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran
yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar.
Silat-silat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Harimau" title="Harimau">harimau</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Monyet" title="Monyet">monyet</a>
ialah contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat
bahwa aspek bela diri dan olah raga, baik fisik maupun pernapasan,
adalah awal dari pengembangan silat. Aspek <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Olah_raga" title="Olah raga">olah raga</a> dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.<br />
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak
silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada
dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap
memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat,
dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persilat" title="Persilat">Persilat</a>, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Senjata">Senjata</span></h2>
Selain bertarung dengan tangan kosong, pencak silat juga mengenal berbagai macam senjata. antara lain:<br />
<ul>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keris" title="Keris">Keris</a>:
sebuah senjata tikam berbentuk pisau kecil, sering dengan bilah
bergelombang yang dibuat dengan melipat berbagai jenis logam
bersama-sama dan kemudian cuci dalam asam.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kujang" title="Kujang">Kujang</a>: pisau khas Sunda</li>
<li>Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau
bahu, yang digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan
terhadap pisau.</li>
<li>Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .</li>
<li>Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai
kepala gigi. Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain
yang dapat diubah menjadi cindai.</li>
<li>Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan musafir.</li>
<li>Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau besi.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerambit" title="Kerambit">Kerambit</a>/Kuku Machan: sebuah pisau berbentuk seperti cakar harimau yang bisa diselipkan di rambut perempuan.</li>
<li>Sabit/<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Clurit" title="Clurit">Clurit</a>: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen tanaman.</li>
<li>Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rencong" title="Rencong">Rencong</a>: belati Aceh yang sedikit melengkung</li>
<li>Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip rencong, secara harfiah berarti "penghancur lada".</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gada" title="Gada">Gada</a>: senjata tumpul yang terbuat dari baja.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tombak" title="Tombak">Tombak</a>: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang memiliki bulu yang menempel di dekat pisau.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Parang" title="Parang">Parang</a>/<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Golok" title="Golok">Golok</a>: pedang pendek yang biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti memotong saat menyisir hutan.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trisula" title="Trisula">Trisula</a>: tiga sula atau senjata bercabang tiga</li>
<li>Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah berarti "cabang".</li>
</ul>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Tingkat_kemahiran">Tingkat kemahiran</span></h2>
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat kemahiran, yaitu:<br />
<ol>
<li><i>Pemula</i>, diajari semua yang tahap dasar seperti
kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan, tangkisan, elakan,tangkapan,
bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar perguruan dan jurus
standar IPSI</li>
<li><i>Menengah</i>, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan pada aplikasi
semua gerakan dasar, pemahaman, variasi, dan disini akan mulai terlihat
minat dan bakat pesilat, dan akan disalurkan kepada masing-masing
cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.</li>
<li><i>Pelatih</i>, hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan
pengalaman di tahap pemula, dan menengah akan membuat pesilat melangkah
ke tahap selanjutnya, dimana mereka akan diberikan teknik - teknik
beladiri perguruan, dimana teknik ini hanya diberikan kepada orang yang
memang dipercaya, dan mampu secara teknik maupun moral, karena biasanya
teknik beladiri merupakan teknik tempur yang sangat efektif dalam
melumpuhkan lawan / sangat mematikan .</li>
<li><i>Pendekar</i>, merupakan pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia tingkat tinggi.</li>
</ol>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Tata_tertib_pencak_silat">Tata tertib pencak silat</span></h2>
Sejalan dengan norma dan nilai budaya khususnya di Indonesia,
terdapat beberapa peraturan yang harus diperhatikan dan dilakukan dengan
seksama ketika berlatih pencak silat, di antaranya sebagai berikut.<sup class="reference" id="cite_ref-Pendidikan_Jasmani_6-7"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Pendidikan_Jasmani-6">[6]</a></sup><br />
<ul>
<li>Upacara pembukaan latihan yang terdiri atas:
<ul>
<li>Menyiapkan barisan;</li>
<li>Berdoa dipimpin oleh pelatih;</li>
<li>Pembacaan "prasetya pesilat Indonesia"</li>
<li>Penghormatan kepada pelatih, dipimpin oleh pemimpin barisan.</li>
</ul>
</li>
<li>Pemanasan</li>
<li>Latihan inti</li>
<li>Pendinginan</li>
<li>Upacara penutupan latihan diakhiri dengan penghormatan dan berjabat tangan.</li>
</ul>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Nilai_positif_pencak_silat">Nilai positif pencak silat</span></h2>
Beberapa nilai positif yang diperoleh dalam olahraga beladiri pencak silat adalah:<sup class="reference" id="cite_ref-Meningkatkan_Kebugaran_2-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-Meningkatkan_Kebugaran-2">[2]</a></sup><br />
<ol>
<li>Kesehatan dan kebugaran;</li>
<li>Membangkitkan rasa percaya diri;</li>
<li>Melatih ketahanan mental;</li>
<li>Mengembangkan kewaspadaan diri yang tinggi;</li>
<li>Membina sportifitas dan jiwa ksatria;</li>
<li>Disiplin dan keuletan yang lebih tinggi.</li>
</ol>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Pencak_silat_di_dunia">Pencak silat di dunia</span></h2>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 172px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Silat_%28vietnamese%29.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="228" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/ce/Silat_%28vietnamese%29.jpg/170px-Silat_%28vietnamese%29.jpg" width="170" /></a>
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Silat_%28vietnamese%29.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf10/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Pesilat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Vietnam">Vietnam</a> memperagakan permainan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Golok" title="Golok">golok</a>.</div>
</div>
</div>
Pencak Silat telah berkembang pesat selama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-20" title="Abad ke-20">abad ke-20</a>
dan telah menjadi olah raga kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan
Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa, atau The
International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan
oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan
membuat pencak silat menjadi olahraga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Olimpiade" title="Olimpiade">Olimpiade</a>.
Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olah raga
internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan
berpartisipasi pada kompetisi internasional.<br />
Kini, beberapa federasi pencak silat nasional <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa" title="Eropa">Eropa</a>
bersama dengan Persilat telah mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa.
Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia, mengambil
tempat di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wina" title="Wina">Wina</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Austria" title="Austria">Austria</a>.<br />
Pencak silat pertama kali diperkenalkan dan dipertandingan dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pesta_Olahraga_Asia_Tenggara" title="Pesta Olahraga Asia Tenggara">Pesta Olahraga Asia Tenggara</a> (SEA Games) <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pesta_Olahraga_Asia_Tenggara_1987" title="Pesta Olahraga Asia Tenggara 1987">ke-14 tahun 1987</a>
di Jakarta. Hingga kini cabang olahraga pencak silat rutin
dipertandingkan dalam SEA Games. Pada tahun 2002 Pencak Silat
diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asian_Games" title="Asian Games">Asian Games</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Busan" title="Busan">Busan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korea_Selatan" title="Korea Selatan">Korea Selatan</a> untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2010 mengambil tempat di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta" title="Jakarta">Jakarta</a>, Indonesia pada Desember 2010.<br />
Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai
pertandingan olahraga, masih ada banyak aliran-aliran tua tradisional
yang mengembangkan pencak silat dengan nama Silek dan Silat di berbagai
belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya) dan ribuan
perguruan.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Padepokan_pencak_silat_Indonesia">Padepokan pencak silat Indonesia</span></h2>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 222px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Padepokan_Pencak_Silat_Gate.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="145" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/be/Padepokan_Pencak_Silat_Gate.jpg/220px-Padepokan_Pencak_Silat_Gate.jpg" width="220" /></a>
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Padepokan_Pencak_Silat_Gate.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf10/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Pintu Gerbang Padepokan Pencak Silat</div>
</div>
</div>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 222px;">
<a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Padepokan_Pencak_Silat_Arena.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="144" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/12/Padepokan_Pencak_Silat_Arena.jpg/220px-Padepokan_Pencak_Silat_Arena.jpg" width="220" /></a>
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Padepokan_Pencak_Silat_Arena.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf10/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>
Gelanggang utama Padepokan Pencak Silat</div>
</div>
</div>
Padepokan adalah istilah Jawa yang berarti sebuah kompleks perumahan
dengan areal cukup luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar
pengetahuan dan keterampilan tertentu. Padepokan yang disediakan untuk
belajar dan mengajar Pencak Silat dinamakan Padepokan Pencak Silat. Di
Minangkabau, Sumatera Barat, tempat belajar silat dinamakan <i>sasaran silek</i> yang biasanya hampir dimiliki oleh setiap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nagari" title="Nagari">nagari</a> pada masa dahulunya.<br />
Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI).<sup class="reference" id="cite_ref-11"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-11">[11]</a></sup> adalah padepokan berskala nasional dan internasional yang berlokasi diatas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektar di kompleks <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Mini_Indonesia_Indah" title="Taman Mini Indonesia Indah">Taman Mini Indonesia Indah</a>.
Luas total bangunannya sekitar 8.700 m2 dan luas total
selasar-selasarnya sekitar 5.000 m2. Padepokan ini secara resmi dibuka
oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1997.<br />
Padepokan Pencak Silat Indonesia mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni :<br />
<ol>
<li>Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang menyangkut Pencak Silat.</li>
<li>Sebagai pusat berbagai kegiatan yang berhubungan dengan upaya
pelestarian, pengembangan, penyebaran dan peningkatan citra Pencak Silat
dan nilai-nilainya.</li>
<li>Sebagai sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak Silat Indonesia.</li>
<li>Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan di antara masyarakat Pencak Silat di berbagai negara.</li>
<li>Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni : Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.</li>
</ol>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Aliran_dan_perguruan_di_Indonesia">Aliran dan perguruan di Indonesia</span></h2>
Terdapat beraneka ragam aliran pencak silat yang berkembang di
Indonesia selama berabad-abad, dan tiap aliran ini bercabang-cabang lagi
menjadi banyak perguruan. Beberapa tradisi atau aliran utama yang
tertua dan termahsyur antara lain <i>Silek Tuo</i> Minangkabau dari Sumatera Barat, <i>Maenpo</i>
Cimande dan Cikalong dari Jawa Barat, serta beberapa aliran pencak
silat tua di Jawa Tengah dan Bali. Perguruan dan padepokan pencak silat
yang berkembang kemudian mungkin saja dipengaruhi beberapa aliran
tradisi pencak silat tua ini, serta memadukannya dengan disiplin dan
teknik laga beladiri lain. Berikut ini adalah beberapa aliran dan
perguruan pencak silat:<br />
<ul>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Silek_Harimau_Minangkabau&action=edit&redlink=1" title="Silek Harimau Minangkabau (halaman belum tersedia)">Silek Harimau Minangkabau</a> — adalah aliran <i>silek</i> (silat Minangkabau), seni beladiri yang dimiliki oleh masyarakat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Minang" title="Orang Minang">Minangkabau</a>,
Sumatera Barat, Indonesia yang diwariskan secara turun temurun dari
generasi ke generasi. Masyarakat Minangkabau memiliki budaya merantau
semenjak beratus-ratus tahun yang lampau. Untuk merantau tentu saja
mereka harus memiliki bekal yang cukup dalam menjaga diri dari hal-hal
terburuk selama di perjalanan atau di rantau, misalnya diserang atau
dirampok orang. Disamping sebagai bekal untuk merantau, <i>silek</i> penting untuk pertahanan nagari terhadap ancaman dari luar.<sup class="reference" id="cite_ref-12"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-12">[12]</a></sup></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cimande&action=edit&redlink=1" title="Cimande (halaman belum tersedia)">Cimande</a> — adalah aliran <i>maenpo</i> (pencak silat <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Sunda" title="Orang Sunda">Sunda</a>)
di daerah Tari Kolot, Cimande, Bogor, Jawa Barat. Cimande adalah sebuah
aliran pencak silat yang tergolong tua, besar, terkenal dan memiliki
pengaruh pada aliran lainnya di pulau Jawa.<sup class="reference" id="cite_ref-13"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-13">[13]</a></sup>
Cimande memiliki lima aspek yaitu aspek olahraga, seni budaya/tradisi,
beladiri, spiritual dan pengobatan. Aspek terakhir yaitu pengobatan
termasuk pijat/ atau urut gaya Cimande dan pengobatan patah tulang.</li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Merpati_Putih" title="Merpati Putih">Merpati Putih</a> — merupakan pencak silat yang berkembang dari tradisi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Jawa" title="Orang Jawa">Jawa</a>
sejak tahun 1550. Sang Guru Merpati Putih adalah Bapak Saring Hadi
Poernomo, sedangkan pendiri Perguruan dan Guru Besar sekaligus pewaris
ilmu adalah Purwoto Hadi Purnomo (Mas Poeng) dan Budi Santoso Hadi
Purnomo (Mas Budi) sebagai Guru Besar terakhir yaitu generasi ke
sebelas. Didirikan pada tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta, mempunyai
kurang lebih 85 cabang dalam negeri dan 4 cabang luar negeri dengan
jumlah kelompok latihan sebanyak 415 buah (1993) yang tersebar di
seluruh Nusantara dan saat ini mempunyai anggota sebanyak kurang lebih
dua setengah juta orang lulusan serta yang masih aktif sekitar 100 ribu
orang dan tersebar di seluruh Indonesia. Pencak silat Merpati Putih
dikenal dengan Beladiri Tangan Kosong (Betako).</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bakti_Negara&action=edit&redlink=1" title="Bakti Negara (halaman belum tersedia)">Bakti Negara</a> — adalah aliran dan perguruan pencak silat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bali" title="Bali">Bali</a> yang berpedoman pada ajaran <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindu_Dharma" title="Hindu Dharma">Hindu Dharma</a> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Bali" title="Orang Bali">masyarakat Bali</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tri_Hita_Karana" title="Tri Hita Karana">Tri Hita Karana</a>.
Bakti Negara dibentuk pada 31 Januari 1955 di Banjar Kaliungu Kaja,
Denpasar, Bali oleh empat pendekar mantan pejuang kemerdekaan Indonesia:
pendekar Anak Agung Rai Tokir, I Bagus Made Rai Keplag, Anak Agung
Meranggi, Sri Empu Dwi Tantra, dan Ida Bagus Oka Dewangkara.<sup class="reference" id="cite_ref-14"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-14">[14]</a></sup></li>
<li>Perguruan Silat Nasional Asad (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persinas_ASAD" title="Persinas ASAD">Persinas ASAD</a>)
— berdiri pada tanggal 30 April 1993 berpusat di Jakarta, telah
berkembang pesat dan banyak menjuarai perlombaan baik provinsi,
nasional, bahkan internasional. Prestasi Dunia Persinas Asad yang
mewakili Indonesia meraih prestasi membanggakan di Festival Beladiri
Dunia Chungju World Martial Arts Festival di Chungju Korea Selatan.</li>
<li>Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia (HASDI) — didirikan oleh
Bapak RS. Hasdijatmiko pada tahun 1961, yang berpusat di Jember Jawa
Timur, merupakan perguruan silat yang mengembangkan tekhnik gerak silat
cepat dan lugas.</li>
<li>Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)<sup class="reference" id="cite_ref-15"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-15">[15]</a></sup>
— didirikan oleh Ki Hajar Harjo Utomo di Desa Pilangbango, Kecamatan
Kartoharjo, Madiun pada tahun 1922, merupakan perguruan silat yang
mengajarkan kesetiaan pada hati sanubari sendiri yang bersandarkan pada
Tuhan Yang Maha Esa. Perguruan ini mengutamakan persaudaraan dan
berbentuk sebuah organisasi.</li>
<li>Silat <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perisai_Diri" title="Perisai Diri">Perisai Diri</a><sup class="reference" id="cite_ref-16"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat#cite_note-16">[16]</a></sup>
— teknik silat Indonesia yang diciptakan oleh Pak Dirdjo (mendapat
penghargaan pemerintah sebagai Pendekar Purna Utama) yang pernah
mempelajari lebih dari 150 aliran silat nusantara dan mempelajari aliran
kungfu siauw liem sie (shaolin) selama 13 tahun. Teknik praktis dan
efektif berdasar pada elakan yang sulit ditangkap dan serangan
perlawanan kekuatan maksimum. Saat ini merupakan silat yang paling
dikenal dan banyak anggotanya di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Australia" title="Australia">Australia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eropa" title="Eropa">Eropa</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang" title="Jepang">Jepang</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat" title="Amerika Serikat">Amerika Serikat</a>.</li>
<li>Silat <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Riksa_Budi_Kiwari&action=edit&redlink=1" title="Riksa Budi Kiwari (halaman belum tersedia)">Riksa Budi Kiwari</a>
— Perguruan ini didirikan oleh Pak Ujang Jayadiman pada tahun 1982 di
Bandung. Meskipun usia perguruan ini tergolong masih muda,namun telah
mencetak banyak atlet-atlet berprestasi baik di tingkat Nasional maupun
Internasional.</li>
<li>Silat Tunggal Hati Seminari- Tunggal Hati Maria —organisasi pencak silat bernafaskan agama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Katolik" title="Katolik">Katolik</a>, didirikan oleh 7 dewan pendiri, termasuk Rm. Hadi,Pr. dan Rm. Sandharma Akbar,Pr.</li>
<li>Pencak Silat Siwah — aliran silat asli yang berasal dari daerah Aceh
yang memadukan empat aliran asli Aceh yaitu dari Peureulak dan Aceh
Besar (Keudee Bing - Lhok Nga)</li>
</ul>
<br />
<h2>
<br /></h2>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09332401185697538460noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7428918897801913680.post-28813553831366758622013-03-25T05:14:00.002-07:002013-03-25T05:14:44.419-07:00SENI BENJANG<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; margin-left: 14.2pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A.</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 7.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Masa Pemb</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">en</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">tuka</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">n</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (1852-1910)</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tidak ada yang tahu secara pasti kapan seni benjang
dilahirkan. Namun diperkirakanpada pertengahan abad ke 19 cikal bakal seni ini
mulai ada, dan muai dikenal luas oleh masyarakat pada pertengahan tahun 1920-an.<a name='more'></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagai sebuah seni beladiri, benjang ini berkembang dari
ilmu bela diri tradisional Indonesia secara umum. Pada pertengahan abad ke 19
pemerintah Hindia Belanda Melarang semua jenis ilmu beladiri, sehubungan dengan
adanya kelompok pemuda yang menuntut kemerdekaan. Ilmu beladiri hanya boleh
diberikan pada kalangan tertentu saja, yaitu Sekolah pegawai pemerintah,
sekolah polisi, dan pegawai sipil. Untuk mengatasi larangan tersebut
akhirnya para pencinta ilmu beladiri secara sembunyi-sembunyi membentuk
perkumpulan yang berkedokan olahraga dan kesenian lewat jalur agama. Sejak
itulah muncul surau, pesantren, yang mengadakan latihan ilmu bela diri sebagai
bagian untuk melatih fisik mental para santri. Cara ini mampu membangkitkan
semngat pemuda dalam melawan penajjah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menurut A</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">j</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ip Rosidi dalam
Ensiklopedi seni sunda, mengungkapkan bahwa olahraga dan kesenian lewat jalur
agama (islam) melahirkan seni Rudat. </span><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seni Rudat ini kemudian berkembang
menjadi kencring atau genjring, serta gedut. Seni gedut terbagi menjadi Ujungan
yakni saling memukul dengan seutas rotan, Seredan yakni saling mendorong badan,
dan gesekan yakni saling menggesekan badan. Seni gedut ini terkenal dibeberapa
wilayah jawa barat termasuk di ujungberung yang lebih dikenal sebagai seni Terbangan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perubahan dari seni terbangan menjadi
seni benjang tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan proses ini
berlangsung pada akhir abad ke 19 hingga awal abad ke 20. Pada awalnya seni
benjang dikembangkan oleh beberapa tokoh silat dan ujungan, dikembangkan dalam
bentuk seni benjang gelut atau gulat. Kemudian seni benjang helaran dan topeng
benjang dikembangkan oleh seniman ubrug dan doger.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">P</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a</span><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">da tahun 1852 Residen priangan menetapkan bahwa daerah priangan terbuka
bagi siapa saja yang ingin menetap disana. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Membaurnya
para pendatang dengan penduduk asli kabupaten bandung menjadikan perubahan
social dan budaya. Seni terbangan di masyarakat Bandung biasanya digunakan saat
acara-acara keagamaan memperingati hari besar Islam. Kemudian berkembang tidak
terbatas hanya pada lingkungan santri saja, seni terbangan ini kemudian sering
digunakan pada acara syukuran panen, kelahiran bayi, bersih desa, dsb. Seni
terbangan tidak hanya dimainkan di surau-surau saja, namun di tempat terbuka
seperti pelataran rumah juga mulai memainkan seni tradisi terbangan. Bila
dimainkan ditempat terbuka seperti ini biasanya pemain waditra berada di <i>amben </i>(bale-bale)
sambil memainkan lagu pengiring. </span><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beberapa orang memahami bahwa kata Benjang berasal dari
kata “ben” dan “jang”. Ben kependekan dari kata amben, dan jang dari kata
bujang (laki-laki) karena seni ini hanya dimainkan oleh para
lelaki. Sehingga dapat disimpulan bahwa <i>semua permainan yang
dilakukan di pelataran rumah dan diiringi oleh musik terbangan yang dimainkan
di amben oleh para bujang/lelaki disebut <b>Benjang</b>. </i>Paham
yang lebih sederhana mengatakan bahwa seni benjang ini berarti laki-laki karena
hanya dimainkan oleh para lelaki. Saat itu waditra (alat musik) dasar seni
benjang masih terbilang sederhana, berupa 2 buah gebrang (terbang dasar) dan
satu buah kempring (terbang kecil). Itu merupakan bentuk transisi dari seni
terbangan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seni terbangan sendiri berasal dari
Majalaya, dimana urutan penyajian seni terbangan diawali dengan Nyuguh, Rajah
yang terdiri dari 3 pupuh, dan hiburan yang terdiri dari tarian yang diiringi
music terbangan. </span><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada pelaku seni buhun biasanya mereka menari dengan gerakan bebas hingga
mereka memasuki fase trance atau kesurupan dan melakukan tarian-tarian pencak
silat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lagu-lagu yang digunakan memiliki pola
tabuhan yang berbeda-beda. Salah satu lagu yang sering digunakan saat
mengiringi anak yang dikhitan pada pertunjukan seni benjang helaran adalah
Rincik Manik. Lagu Rincik Manik banyak dihapalkan oleh pelaku seni terbangan,
sementara para pelaku benjang jarang ada yang mengahaplny. Dengan demikian lagu
Rincik Manik ini menandakan adanya pengaruh seni terbangan yang pernah ada di
ujungberung terhadap perkembangan seni benjang saat ini. Waditra yang digunakan
juga memiliki kesamaan yakni empat buah terbangan yang terdiri dari, satu buah
tojo, dua buah Indung, satu buah keprang, dan satu buah dog-dog kecil. Kemudian
dalam perkembangannya seni benjang ini menggunakan 3 buak kulanter dan alat
musik modern seperti keybord, bass,dan melodis.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seni Ubrug dan Doger merupakan awal
mula perkembangan benjang helaran dan benjangtopeng. Kesenian ubrug termasuk
jenis teater peran yang sudah punah. Kejayaan seni ubrug diteruskan oleh
kelompok Mad Sya’ir yang kemudian membubarkan diri dan membentuk group
benjang. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ke khasan group Benjang Mad Syai’r
ini adalah semua pemainnya laki-laki. Peran wanita dimainkan oleh laki-laki
yang berdandan seperti wanita. Dalam Ubrug lakon yang biasanya diperankan
berbentuk lakon-lakon pendek yang disebut bobodoran. Bobodoran ini lebih mengutamakan
tawa penonton. Dalam pertunjukan ubrug ini jalan cerita tidak terlalu penting,
kondisi inilah yang kemudian melahirkan seni benjang topeng.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertnjukan
dilakukan untuk memeriahkan berbagai hajatan, bila tidak ada penggilan biasanya
meraka melakukan pertunjukan keliling dan mendapatkan uang saweran atau yang
biasa disebut dengan ngamen. </span><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Alat musik yang digunakan diantaranya adalah gendang,
kulanter, terbang biang dan terompet.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seni doger semacam seni ronggeng, seni
doger di Ujungberug lebih mirip seni ubrug. Sementara seni ubrug di ujungberung
lebih mirip ke bentuk pertunjukan tonil (sandiwara keliling).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B. Masa Kelahiran (1911-1930)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada masa awal
abad ke-20, bentuk seni bela diri sering dimainkan saat sesudah musim panen di
sawah yang berlumpur. Bentuk seni ini disebut dogong/dogongan atau adu dogong.
Dogongan adalah seni adu kekuatan tenaga yang dimainkan oleh dua orang lelaki
dengan menggunakan <i>halu</i>(alu=alat penumbuk padi). </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Alat musiknya pun mengalami penambahan, berupa <i>kendang</i> (gendang)
dan<i>tarompet</i> (terompet). Jumlah terebangan bertambah menjadi empat
buah. Pertunjukkan seni dogongan, seredan, pencak silat, dan pertunjukkan
magis, seperti misalnya beberapa orang berusaha mengendalikan alu yang telah
diberi kekuatan magis oleh sesepuh kelompok seni, atau beberapa orang melakukan
gerakan-gerakan tarian.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Di
periode ini, tampak terjadi pengalihan tempat kegiatan dari areal persawahan
atau perkebunan dan sekitarnya ke halaman rumah.</span></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: solid black 1.0pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 462.1pt;" valign="top" width="616">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Natadiredja</span></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> adalah
seorang seniman sunda yang komplit, selain sebagai seniman tari dan karawitan
ia juga mampu membuat berbagai waditra seni sunda. Karena itu pada zamannya
ia terkenal aktif mengembangkan berbagai seni sunda yang hidup di Ujung
Berung, seperti Wayang golek, Reog, Doger, Ubrug, Terebangan, hingga Benjang.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Natadiredja
memiliki beberapa orang putera yang kelak meneruskan bakat seninya,
diantaranya: Mad Ro’i, Surinta, Manta, Sahari. Pada pertengahan tahun 1920,
Mad Ro’i bersama saudara-saudaranya diwarisi orangtuanya untuk memimpin
kelompok Benjsng Ciharegem. Selain sebagai seniman Benjang, Manta mewarisi
juga bakat ayahnya sebagai seorang perajin waditra seni sunda, khususnya
waditraseni Benjang.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
</div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: solid black 1.0pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 462.1pt;" valign="top" width="616">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aki Damiri</span></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> adalah
salah seorang narasumber yang tinggal di Kampung Cijambe.Aki Damiri adalah
kakak dari Mama Aspali (alm), yaitu seorang tokoh seni bela diri Pencak Silat
dan juga seorang tokoh seni bela diri Pencak Silat dan juga seorang tokoh
Benjang Gulat akhir tahun 1920-an hingga akhir 1940-an.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari
penuturannya dapat digali informasi tentang bentu seni bela diri Bjang dari
kelompok Irtasan. Pada saat itu beliau hanya duduk di teras bersama
kerabatnya menyaksikan pertujukan seni Benjang yang dimainkan di halamrumah
keluarganya. Sedangkan masyrakat lainnya menonton memenuhi halaman rumah
dengan membentuk lingkaran, dimana perunjukan Benjang berada di
tengah-tengahnya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada masa itu munculah nama-nama tokoh
seni yang juga ikut berjasa dalam membentuk seni Benjang awal ini, diantaranya:
Santari/Antari (Kampung Ciwaru) dan Mad Sari/Aki Sari (Kampung pasirbiru –
Cibiru) tokoh seni Terebangan, Abdul Rochman (Ciporeat) tokoh seni Terebangan,
Sartijem (Cigupakan) tokoh Ujungan dan Pencak Silat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada perkembangan berikutnya menurut
keterangan dari beberapa Sepuh Benjang Ciwaru, gerakan mendorong itu berubah ke
bentuk saling merapatkan pundak, sehingga properti alu sudah tidak lagi.
Digunakan lagi, Bentuk seni ini disebut Seredan. Bentuk seni Sredan ini tidak
hanya dimainkan oleh dua orang tetapi terkadang dimainkan oleh empat orang dengan
seorang “ pancer” (patok) di tengah peserta. Fungsi “pancer” selain sebagai
pengatur jalannya permainan (wasit), juga sebagai tenaga penahan dari tenaga
peserta Seredan yang mendorong dari empat arah yang berbeda. Seseorang
dinyatakan kalah apabila kehabisan tenaga sehingga lemas atau terdesak ke luar
arena permainan yang telah disepakati. Permaina Seredan berkembang ke bentuk
gerak saling mendorong menggunakan kepala. Gerak ini disebut <i>mumundingan/adu
munding</i>. Pada permainan ini, gerak mendorong dilakukan dengan cara
membungkuk hingga merangkak, mendesak lawan dengan kepala. Gerak “mumundingan”
terkadang masih digunakan pada permainan BenjangTradisional saat ini. Akhirnya,
seni Terebangan-Silat sebagai seni Benjang awal ini telah berinteraksi dengan seni
bela diri lainnya, maka Mas Soerjawikanta berusaha mengubah gerak seni bela
diri ini agar bisa diterima lebih luas oleh masyrakat, khususnya masyarakat
dari luar ataupun para pendatang yang menetap di Ujung Berung. Gerak saling
mendorong diperluas menjadi gerak <i>genyenyeng</i> (mengambil dan
membawa dengan paksa) dan <i>pakenyang-kenyang </i>(saling tarik
menarik). Dari kata tersebut muncul versi akronim lain, yaitu Genyang atau
Genjang yang lambat laun berubah menjadi Benjang.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 20.4pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bentuk seni bela diri gulat tradisional
ini mulai menarik perhatian pemerintah Hindia Belanda. Karena itu, ketika orang
Belanda diundang untuk melihat kesenian ini, mereka spontan menamakannya Band
Youngs Sundanis (grup musik pemuda sunda). Ben berasal dari kata Band atau grup
musik (karena seni bela diri ini diiringi oleh sekelompok pemain musik
tradisonal) dan Jang berasal dari kata Youngs (karena dimainkan hanya oleh para
lelaki muda).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09332401185697538460noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7428918897801913680.post-53770595639346569902013-03-25T05:13:00.000-07:002013-03-25T05:13:09.655-07:00Tarawangsa<br />
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><br /></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><b>Tarawangsa</b> merupakan salah satu jenis kesenian rakyat yang ada di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat" title="Jawa Barat">Jawa Barat</a>.
Istilah "Tarawangsa" sendiri memiliki dua pengertian: (1) alat musik
gesek yang memiliki dua dawai yang terbuat dari kawat baja atau besi dan
(2) nama dari salah satu jenis musik tradisional Sunda.<br />
<a name='more'></a><br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Sejarah">Sejarah</span></h2>
Tarawangsa lebih tua keberadaannya daripada rebab, alat gesek yang lain. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Naskah" title="Naskah">Naskah</a> kuno <i>Sewaka Darma</i> dari awal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-18" title="Abad ke-18">abad ke-18</a> telah menyebut nama tarawangsa sebagai nama alat musik. Rebab muncul di tanah Jawa setelah zaman Islam sekitar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-15" title="Abad ke-15">abad ke-15</a>—<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-16" title="Abad ke-16">16</a>, merupakan adaptasi dari alat gesek bangsa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bangsa_Arab" title="Bangsa Arab">Arab</a> yang dibawa oleh para penyebar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam">Islam</a> dari tanah Arab dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India">India</a>.
Setelah kemunculan rebab, tarawangsa biasa pula disebut dengan nama
rebab jangkung (rebab tinggi), karena ukuran tarawangsa umumnya lebih
tinggi daripada rebab.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Pertunjukan">Pertunjukan</span></h2>
Sebagai alat musik gesek, tarawangsa tentu saja dimainkan dengan cara
digesek. Akan tetapi yang digesek hanya satu dawai, yakni dawai yang
paling dekat kepada pemain; sementara dawai yang satunya lagi dimainkan
dengan cara dipetik dengan jari telunjuk tangan kiri. Kemudian, sebagai
nama salah satu jenis musik, tarawangsa merupakan sebuah ensambel kecil
yang terdiri dari sebuah tarawangsa dan sebuah alat petik tujuh dawai
yang menyerupai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kecapi" title="Kecapi">kecapi</a>, yang disebut <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jentreng&action=edit&redlink=1" title="Jentreng (halaman belum tersedia)">Jentreng</a>.<br />
Kesenian Tarawangsa hanya dapat ditemukan di beberapa daerah tertentu di Jawa Barat, yaitu di daerah Rancakalong (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumedang" title="Sumedang">Sumedang</a>), Cibalong, Cipatujah (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tasikmalaya" title="Tasikmalaya">Tasikmalaya Selatan</a>), Banjaran (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bandung" title="Bandung">Bandung</a>), dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kanekes&action=edit&redlink=1" title="Kanekes (halaman belum tersedia)">Kanekes</a>
(Banten Selatan). Dalam kesenian Tarawangsa di daerah Cibalong dan
Cipatujah, selain digunakan dua jenis alat tersebut di atas, juga
dilengkapi dengan dua perangkat calung rantay, suling, juga nyanyian.<br />
Alat musik tarawangsa dimainkan dalam laras pelog, sesuai dengan
jentrengnya yang distem ke dalam laras pelog. Demikian pula
repertoarnya, misalnya tarawangsa di Rancakalong terdiri dari dua
kelompok lagu, yakni lagu-lagu pokok dan lagu-lagu pilihan atau
lagu-lagu tambahan, yang semua berlaraskan pelog. Lagu pokok terdiri
dari lagu Pangemat/pangambat, Pangapungan, Pamapag, Panganginan,
Panimang, Lalayaan dan Bangbalikan. Ketujuh lagu tersebut dianggap
sebagai lagu pokok, karena merupakan kelompok lagu yang mula-mula
diciptakan dan biasa digunakan secara sakral untuk mengundang Dewi Sri.
Sedangkan lagu-lagu pilihan atau lagu-lagu yang tidak termasuk ke dalam
lagu pokok terdiri dari <i>Saur</i>, <i>Mataraman</i>, <i>Iring-iringan</i> (<i>Tonggeret</i>), <i>Jemplang</i>, <i>Limbangan</i>, <i>Bangun</i>, <i>Lalayaan</i>, <i>Karatonan</i>, <i>Degung</i>, <i>Sirnagalih</i>, <i>Buncis</i>, <i>Pangairan</i>, <i>Dengdo</i>, <i>Angin-angin</i>, <i>Reundeu</i>, <i>Pagelaran</i>, <i>Ayun Ambing</i>, <i>Reundeuh Reundang</i>, <i>Kembang Gadung</i>, <i>Onde</i>, <i>Legon</i> (koromongan), dan <i>Panglima</i>.<br />
Lagu-lagu Tarawangsa di Rancakalong jauh lebih banyak jumlahnya
daripada lagu-lagu Tarawangsa di Banjaran dan Cibalong. Lagu-lagu
Tarawangsa di Banjaran di antaranya terdiri dari <i>Pangrajah</i>, <i>Panimang</i>, <i>Bajing Luncat</i>, <i>Pangapungan</i>, <i>Bojong Kaso</i>, dan <i>Cukleuk</i>. Sementara lagu-lagu Tarawangsa di Cibalong di antaranya terdiri dari <i>Salancar</i>, <i>Ayun</i>, <i>Cipinangan</i>, <i>Mulang</i>, <i>Manuk Hejo</i>, <i>Kang Kiai</i>, <i>Aleuy</i>, dan <i>Pangungsi</i>.<br />
Sebagaimana telah disinggung di atas, alat musik pokok kesenian
tarawangsa terdiri dari tarawangsa dan jentreng. Menurut sistem
klasifikasi Curt Sachs dan Hornbostel, Tarawangsa diklasifikasikan
sebagai Chordophone, sub klasifikasi neck-lute, dan Jentreng
diklasifikasikan juga sebagai Chordophone, sub klasifikasi zither.
Sedangkan menurut cara memainkannya, tarawangsa diklasifikasikan sebagai
alat gesek dan jentreng diklasifikasi sebagai alat petik. Alat musik
tarawangsa terbuat dari kayu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kenanga" title="Kenanga">kenanga</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jengkol" title="Jengkol">jengkol</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dadap" title="Dadap">dadap</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiri" title="Kemiri">kemiri</a>.
Dalam ensambel, tarawangsa berfungsi sebagai pembawa melodi (memainkan
lagu), sedangkan jentreng berfungsi sebagai pengiring (mengiringi lagu).<br />
Pemain tarawangsa hanya terdiri dari dua orang, yaitu satu orang
pemain tarawangsa dan satu orang pemain jentreng. Semua Pemain
Tarawangsa terdiri dari laki-laki, dengan usia rata-rata 50 – 60
tahunan. Mereka semuanya adalah petani, dan biasanya disajikan berkaitan
dengan upacara padi, misalnya dalam ngalaksa, yang berfungsi sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Dalam
pertunjukannya ini biasanya melibatkan para penari yang terdiri dari
laki-laki dan perempuan. Mereka menari secara teratur. Mula-mula
Saehu/Saman (laki-laki), disusul para penari perempuan. Mereka bertugas
ngalungsurkeun (menurunkan) Dewi Sri dan para leluhur. Kemudian hadirin
yang ada di sekitar tempat pertunjukan juga ikut menari. Tarian
tarawangsa tidak terikat oleh aturan-aturan pokok, kecuali
gerakan-gerakan khusus yang dilakukan Saehu dan penari perempuan yang
merupakan simbol penghormatan bagi dewi padi. Menari dalam kesenian
Tarawangsa bukan hanya merupakan gerak fisik semata-mata, melainkan
sangat berkaitan dengan hal-hal metafisik sesuai dengan kepercayaan si
penari. Oleh karena itu tidak heran apabila para penari sering mengalami
<i>trance</i> (tidak sadarkan diri).Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09332401185697538460noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7428918897801913680.post-16777574372928575002013-03-25T05:07:00.002-07:002013-03-25T05:07:39.882-07:00Terbang buhun<div style="text-align: justify;">
<b>Terbang buhun</b> merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang tersebar di beberapa tempat di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat" title="Jawa Barat">Jawa Barat</a>, dengan beberapa sebutan, seperti <b>Terbang Gede</b>, <b>Terbang Gebes</b>, <b>Terbang Ageung</b>, dll. Pada masa lalu, seni terbang digunakan sebagai media dakwah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam">Islam</a>, melalui <i>pupujian</i>
(puji-pujian) yang dilantunkan sepanjang pertunjukan berlangsung.
Terbang buhun dianggap pula memiliki kekuatan-kekuatan spiritual dan
mistis, karena itu seringkali dipakai pula di dalam upacara <i>ngaruwat</i>, misalnya ngaruwat anak, ngaruwat rumah, dll. Dalam upacara ruwatan biasa diadakan acara <i>ngahurip</i>
dengan menebarkan air suci serta membuat sesajen dan sambung layang,
yakni rangkaian hasil bumi yang disusun tiga lingkaran yang biasanya
dibuat sepasang.<br />
<a name='more'></a></div>
<h2 style="text-align: justify;">
<span class="mw-headline" id="Perkembangan">Perkembangan</span></h2>
<div style="text-align: justify;">
Terbang buhun dikenal juga sebagai <b>Terbang Pusaka</b>, khususnya
di Tanjungkerta yang dipimpin oleh Adis Mukaya (sekarang dilanjutkan
oleh putranya, Sutisna). Seiring dengan perkembangan zaman, terbang
buhun telah mencoba melakukan upaya-upaya penyesuaian terhadap
permintaan masyarakat sekitar, apalagi setelah mendapat bantuan tenaga
dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/STSI_Bandung" title="STSI Bandung">STSI Bandung</a>
di dalam mengemas kembali. Dewasa ini Terbang Buhun sudah mampu tampil
lebih dinamis, dengan lagu-lagu yang dipilih, lengkap dengan Upacara
ngahuripnya serta tak ketinggalan sambung layangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pertunjukan terbang buhun di Jawa barat pada umumnya tak jauh
berbeda, baik dalam upacara Ngaruwat maupun pertunjukan dalam hajatan
biasa. Sebagai contoh struktur pertunjukan terbang buhun, misalnya pada
saat pertunjukan Ngaruwat Rumah, adalah sebagai berikut: Pertama,
diadakan Ijab Kabul oleh saehu; Tatalu dengan lagu-lagu pupujian yang
dilantunkan oleh Reuahan, sambil saehu mempersilahkan penari maju ke
depan arena pertunjukan dengan diiringi lagu <i>Engko</i>, dilanjutkan dengan lagu <i>Bangun</i>, <i>Kembang Kacang</i>, <i>Lailahaillah</i>, <i>Malong</i>, <i>Siuh</i>, dan <i>Benjang</i>; kedua acara ruwatannya yang dipimpin oleh <i>Saehu</i> dengan membacakan mantra-mantra sambil membakar kemenyan serta menyiramkan <i>Cai Hurip</i> ke seluruh penjuru rumah; musik terbang buhun ditabuh dengan irama naik, dengan lagu <i>Eling Allah</i>, <i>Riring-riring</i>, <i>Kikis Kelir</i>, <i>Nyai Lais Koncrang</i>, <i>Meungpeung Hurip</i>, <i>Keupat Eundang</i>;
Ketiga, pertunjukan ditutup dengan pembacaan doa, sementara para pemain
meletakkan alat musik terbangnya dan duduk khidmat membentuk setengah
lingkaran sambil menengadahkan kedua tangannya.</div>
<h2 style="text-align: justify;">
<span class="mw-headline" id="Perlengkapan">Perlengkapan</span></h2>
<div style="text-align: justify;">
Alat-alat musik terbang buhun antara lain: terbang kempring, terbang
ageung, terbang gebrung, terbang talingtik, terbang goong, dan kendang.
Sementara lagu-lagu pupujian yang dilantunkan, seperti Bismilah,
Yahmadun Kayumbilah, Robun Allah, Sasamate, Wangsit Siliwangi, Bangbung
Hideung, Sasamate, Nyileuk Sorangan, dan Kembang Gadung.</div>
<h2 style="text-align: justify;">
<span class="mw-headline" id="Pemaknaan">Pemaknaan</span></h2>
<div style="text-align: justify;">
Makna dibalik Terbang buhun adalah makna konotatif yang tersembunyi,
di antaranya: a) Makna spiritual, makna yang terkandung dalam
pertunjukan Terbang Buhun terutama dalam pertunjukan Upacara Ngaruwat
atau Upacara Ngahurip. Khusunya dalam makna-makna dibalik berbagai
tanaman hasil bumi yang terdapat dalam Sambung Layang; b) Makna
teatrikal, Sambung Layang yang ukurannya besar dan tinggi apalagi
sepasang, membuat daya tarik tersendiri bagi penonton.</div>
<h2 style="text-align: justify;">
<span class="mw-headline" id="Perkembangan"> </span></h2>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09332401185697538460noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7428918897801913680.post-25029227106385166602013-03-25T05:05:00.000-07:002013-03-25T05:07:49.915-07:00tari topeng<div style="color: black; text-align: justify;">
Tari Topeng adalah tarian yang penarinya mengenakan topeng. Topeng telah ada di dunia sejak zaman pra-sejarah. Secara luas digunakan dalam tari yang menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur. Diyakini bahwa topeng berkaitan erat dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku, topeng masih menghiasi berbagai kegiatan seni dan adat sehari-hari. Cerita klasik Ramayana dan cerita Panji yang berkembang sejak ratusan tahun lalu menjadi inspirasi utama dalam penciptaan topeng di Jawa. Topeng-topeng di Jawa dibuat untuk pementasan sendratari yang menceritakan kisah-kisah klasik tersebut.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<br /></div>
<h2 style="color: black; text-align: justify;">
<span class="mw-headline" id="Macam_Tari_Topeng">Macam Tari Topeng</span></h2>
<h3 style="color: black; text-align: justify;">
<span class="mw-headline" id="Topeng_Dayak">Topeng Dayak</span></h3>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Di daerah Pulau Kalimantan, suku Dayak menggunakan topeng dalam Tari
Hudog yang sering dimainkan dalam upacara keagamaan dari kelompok suku
Dayak Bahau dan Modang. Tari ini dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan
dalam mengatasi gangguan hama perusak tanaman dan mengharapkan diberikan
kesuburan dengan hasil panen yang banyak. Topeng yang digunakan
berwarna hitam, putih, dan merah yang melambangkan kekuatan alam yang
akan membawa air dan melindungi tanaman yang mereka tanam hingga musim.</div>
<h3 style="color: black; text-align: justify;">
<span class="mw-headline" id="Topeng_Bali">Topeng Bali</span></h3>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Keberadaan topeng dalam masyarakat Bali berkaitan erat dengan upacara keagamaan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindu" title="Hindu">Hindu</a>, karena kesenian luluh dalam agama dan masyarakat. <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tari_Topeng_Bali&action=edit&redlink=1" title="Tari Topeng Bali (halaman belum tersedia)">Tari Topeng Bali</a>
adalah sebuah tradisi yang kental dengan nuansa ritual magis, umumnya
yang ditampilkan di tengah masyarakat adalah seni yang disakralkan. Tuah
dari topeng yang merepresentasikan dewa-dewa dipercaya mampu
menganugrahkan ketenteraman dan keselamatan.</div>
<h3 style="color: black; text-align: justify;">
<span class="mw-headline" id="Topeng_Cirebon">Topeng Cirebon</span></h3>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Topeng_Cirebon" title="Tari Topeng Cirebon">Tari Topeng Cirebon</a> adalah kesenian tari topeng yang berkembang di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cirebon" title="Cirebon">Cirebon</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat" title="Jawa Barat">Jawa Barat</a>.</div>
<h3 style="color: black; text-align: justify;">
<span class="mw-headline" id="Topeng_Malang">Topeng Malang</span></h3>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Topeng Malang adalah kesenian tari topeng dari daerah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Malang" title="Kota Malang">Malang</a>, Jawa Timur. Kisah yang dibawakan biasanya berasal dari kisah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Panji" title="Panji">Panji</a> yang menceritakan kisah percintaan Raden Panji Asmoro Bangun (Inu Kertapati) dengan Putri Sekartaji (Chandra Kirana).</div>
<h3 style="color: black; text-align: justify;">
<span class="mw-headline" id="Topeng_Reog">Topeng Reog</span></h3>
<div class="dablink noprint" style="color: black; text-align: justify;">
Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Reog_Ponorogo" title="Reog Ponorogo">Reog Ponorogo</a></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Lebih lazim disebut tari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Reog_Ponorogo" title="Reog Ponorogo">Reog Ponorogo</a>, tari ini juga mengenakan topeng yang berasal dari Ponorogo.</div>
<h3 style="color: black; text-align: justify;">
<span class="mw-headline" id="Topeng_Ireng">Topeng Ireng</span></h3>
<div class="dablink noprint" style="color: black; text-align: justify;">
Artikel utama untuk bagian ini adalah: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Topeng_Ireng" title="Topeng Ireng">Topeng Ireng</a></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Topeng Ireng adalah satu bentuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tradisi" title="Tradisi">tradisi</a> seni pertujukan yang berasimilasi dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya" title="Budaya">budaya</a> lokal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah" title="Jawa Tengah">Jawa Tengah</a>. Topeng Ireng yang juga dikenal sebagai kesenian <i>Dayakan</i> ini adalah bentuk <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tarian" title="Tarian">tarian</a> rakyat kreasi baru yang merupakan hasil <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metamorfosis" title="Metamorfosis">metamorfosis</a> dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kesenian" title="Kesenian">kesenian</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kubro_Siswo&action=edit&redlink=1" title="Kubro Siswo (halaman belum tersedia)">Kubro Siswo</a>.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<br /></div>
<h2 style="color: black; text-align: justify;">
<span class="mw-headline" id="Macam_Tari_Topeng"> </span></h2>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09332401185697538460noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7428918897801913680.post-41596376177268363542013-01-18T17:41:00.003-08:002013-03-25T05:08:02.583-07:00pengertian dasar seni musik<h2>
Pengertian Dasar Seni Musik</h2>
Seni musik merupakan cabang seni yang menggunakan media bunyi sebagai sarana pengungkapan ekspresi senimannya. Kata <b>musik </b>dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari Bahasa Inggris <b>music </b>atau Bahasa Belanda <b>muziek. </b>Menurut para ahli sejarah, kata musik berasal dari sekumpulan nama dewi kesenian bangsa Yunani Purba, yaitu <b>musae. </b><br />
<a name='more'></a><br />
Dalam sebuah ciptaan musik, nada menempati posisi terkecil. Secara
sistematis, struktur bentuk musik dapat diuraikan sebagai berikut:<br />
<ul>
<li>Nada bertindak sebagai satuan terkecil dalam sebuah ciptaan musik.</li>
<li>Kumpulan dari nada dinamakan kata.</li>
<li>Kumpulan beberapa kata dinamakan frase.</li>
<li>Kumpulan frase musik akan membentuk kalimat musik.</li>
<li>Kumpulan beberapa kalimat musik dinamakan dengan tema. Tema dapat pula disebut dengan verse, chorus, atau baik musik.</li>
<li>Kumpulan tema dinamakan ciptaan.</li>
</ul>
Unsur lain yang ada dalam musik adalah ritme. Adalah susunan hentakan yang teratur.<br />
<b>Tujuan Penyajian Musik</b><br />
Setiap karya manusia pasti memiliki tujuan tertentu. Termasuk karya
yang berupa musik, beberapa tujuan diciptakannya musik adalah sebagai
berikut ;<br />
Tujuan Magis.<br />
<ul>
<li>Musik pada tujuan ini, musik dianggap property yang mampu memperkuat suasana magis dalam ritual-ritual tertentu.</li>
</ul>
Tujuan Religius.<br />
<ul>
<li>Musik dapat diciptakan sebagai pengakuan akan keagungan Tuhan, sebagai sarana mendekatkan diri dengan Tuhan.</li>
</ul>
Tujuan Simbolis.<br />
<ul>
<li>Karya musik yang diciptakan pada konteks ini memiliki tujuan
simbolis yang dapat menimbulkan kebanggaan terhadap sesuatu. Seperti
lagu kepahlawanan, atau lagu kebangsaan.</li>
</ul>
Tujuan Komersial.<br />
<ul>
<li>Di sini sudah jelas, musik dijadikan barang yang dapat membuahkan penghasilan bagi senimannya.</li>
</ul>
Tujuan Kreatif.<br />
<ul>
<li>Tujuan penciptaannya semata-mata hanya untuk kepuasan dirinya sendiri dan biasanya bersifat eksperimental.</li>
</ul>
Tujuan Rekreatif.<br />
<ul>
<li>Musik diciptakan untuk hiburan semata.</li>
</ul>
<a href="http://en.wordpress.com/about-these-ads/" rel="nofollow" style="display: block; font: 9px/1 sans-serif; position: absolute; text-align: left; text-decoration: underline;">About these ads</a> <a href="http://lax1.ib.adnxs.com/click?Hx4eHh4erj-amZmZmZmpPwAAAAAAAPA_T-uRYXAorT8-Xd2x2CaxPxxXg52a01kcxXIq9vTFDjeW-flQAAAAAOQBCwAPBAAAnwMAAAIAAACwnSoARS0CAAAAAQBVU0QAVVNEACwB-gDsPAAAAAAAAgUCAQUAAIIABSI-twAAAAA./cnd=%21mwXyMAjajiMQsLuqARjF2gggAg../referrer=http%3A%2F%2Filmucerdas.wordpress.com%2F2012%2F08%2F03%2Fpengertian-dasar-seni-musik%2F/clickenc=http%3A%2F%2Flp.bearshare.com%2F%3Fappid%3D944%26subid%3Dlax1CMXlqbHPvrGHNxACGJyujeyp8_SsHCIOMTI1LjE2My41NS4xMDcoAQ.." target="_blank"></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09332401185697538460noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7428918897801913680.post-56414042656813498572012-11-19T18:46:00.004-08:002013-03-25T05:09:18.300-07:00NASKAH GONDANG SUNDA <span style="color: blue;"> NASKAH GONDANG SUNDA</span><br />
<span style="color: blue;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="color: blue;"><br /></span><br />
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><br /></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a>Naskah Gondang Sunda<br />
<br />
Rajah : Ampun sampurasun<br />
Pun ampun paralun<br />
Teudeun di handeuleum sieum<br />
Tunda di hanjuan siang<br />
Sampeureun cokoteun<br />
Na mangsa nu ninggang dating<br />
<br />
Sampurasun nu di manggung<br />
Di buana <span class="IL_AD" id="IL_AD1">bale</span> puhun<br />
Indung aing sri ranghyang, ranghyang…….<br />
Nu dangiangan.....<br />
Neda sanghyang dangiang......<br />
Neda rahayuning ambu...<br />
<br />
Pun ampun paralun<br />
Kabatara ka batari<br />
Kabatara jagat nata<br />
Ka batari danghyang sri<br />
Neda pangjaring apsari<br />
Panjaring wibawa mukti<br />
<br />
Lagu Ninun : Dina iuh iuh tanjung<br />
Dina kalangkang katapang, deuh....<br />
Mojang karumpul ngariung<br />
Nyangking halu rek ngagondang<br />
Heunteu eureun sukan-sukan<br />
Di pirig kacapi suling<br />
<br />
Gentrung lisung nu ngagondang<br />
Sada ketuk sada kendang , deuh ...<br />
Trang tring trung tarutunggulan<br />
Sora lisung nu ngagondang<br />
Tolokprang tolokprang torolok lor kolomprang<br />
<br />
Duh seuyang seuyang duh seuyang 2X<br />
Duh seuyang seuyang duh seuyang<br />
<br />
BARUDAK JAJAKA DARATANG BARI KARAKAWIHAN<br />
Jajaka : durirang duraring hahariringan 2X<br />
Gandang ngalengkahna<br />
Ginding ngagedigna<br />
Siga menak pajajaran<br />
<br />
Caang bulan narawangan<br />
Alam padang lenglang taya aling-aling<br />
Hawar-hawar sora lisung tutunggulan<br />
Moa boal para mojang keur ngagondang<br />
Hayu batur urang pada sukan-sukan<br />
Rang cacapkeun meungpeung aya kasempetan<br />
Urang ngintip mojang lenjang<br />
Nu garinding keut ngagondang<br />
<br />
Mojang : deungkleung dengdek-deungkleung dengdek<br />
Buah kopi buah kopi raranggeuyan<br />
Jajaka : - tah nu eta anu pendek anu dewek<br />
- nu kuring mah tuh nu itu anu jangkung<br />
- nu uingmah tuh nu itu anu lenjang<br />
- pang sisina etamah bagean kuring<br />
- kuring mah kajen sesana nu ceutik bulu socana<br />
<br />
Mojang : malan ini malati ligar di taman<br />
Aduh sayang keumbangnya tak kunjung datang<br />
<br />
Jajaka : oh rembulan jangan risau jangan bimbang<br />
Ada madu pasti si kumbang datang<br />
<br />
Mojang : bukan rindu ya tuan bukannya bimbang<br />
Rindu dinda tak karuan<br />
Bukan tuan yang kuharap kan menjelang<br />
Satria dari kahyangan aduh lita hiraukan<br />
<br />
Jajaka : daek milih ka kakang perjaka desa<br />
Duh banyak hartanya tak terkira<br />
<br />
Mojang : Tak percaya rayuan pemuda<br />
Pemuda jaman sekarang bicara sembarang gampang<br />
Katanya abang cinta bersumpah abang sayang<br />
Padahal nyatanya mata keranjang<br />
<br />
Jajala : Duh teungteuingeun nampik teh sapajodogan<br />
Kalau dinda tidak cinta di hati masih terkenang<br />
<br />
M + J : solali-lali solali-lali solali solali<br />
Wau wau waeng<br />
<br />
Jajaka : asana mah ka uing mustahil nampik<br />
Duh dapat garansi tak beristri<br />
<br />
Mojang : Tak percaya mulut laki-laki<br />
Biasa mulut berjanji di rumah beranak istri<br />
Katanya anak muda gaya masih jajaka<br />
Padahal cucunya sudah lima<br />
<br />
Jajaka : Duh bukan cucu itu mah anaknya anak<br />
Abang sumpah berani mati belum kawin dua kali<br />
<br />
M + J : Solali lali 2 x solali solali wau wau waeng<br />
<br />
Jajaka : Dinda kan ku puja spanjang masa<br />
Mojang : Tidak !<br />
Jajaka : Ka ku sunting bak sekuntum bunga<br />
Mojang : Jangan !<br />
Jajaka : <span class="IL_AD" id="IL_AD2">Mari</span> dinda<br />
Mojang : Tidak !<br />
Jajaka : Oh mari rembulan<br />
Mojang : Jangan !<br />
Jajaka : Mari.....mari<br />
Mojang : Tidak !<br />
Jajaka : Mari kita pulang<br />
Mojang : Jangan!<br />
<br />
Mojang : Kami berjanji2x walaupun di rantau orang<br />
Kandaku selalu dalam kenangan<br />
<br />
Jajaka : Kaso pondok kaso panjang<br />
Kaso ngaroyom ka jalan<br />
Sono mondok sono nganjang<br />
Sono patepang di jalan<br />
<br />
Mojang : Ulah sok arancin teuing<br />
Bisi engke ngabegengan<br />
Lalaki ulah cunihin<br />
Bisi engke di baeudan<br />
<br />
Jajaka : kaliki daun caringin<br />
Tangkal suren baruahan<br />
Lalaki pantes cunihin<br />
Ngarah balik babawaan<br />
<br />
Jajaka : Yu batur urang ulin ka nanggorek<br />
Mojang : Ah embung sieun balik muru poek<br />
Jajaka : Keun bae ambeh seubeh ngeleketek<br />
Mojang : Leketek embung sieun bareh kelek<br />
<br />
Jajaka : Yu batur urang ulin kananggerang<br />
Mojang : Ah embung sieun balik muru beurang<br />
Jajaka : keun atuh ambeh umur urang panjang<br />
Mojang : Nu panjang Nini Aki balangantrang<br />
<br />
Mojang : Yu Batur urang reureuh bari ulin<br />
Jajaka : Ah embung balikna sok menta samping<br />
Mojang : Keun atuh didinya mah daberehan<br />
Jajaka : Leuh eulueh aya mojang pangarahan<br />
<br />
Jajaka : Yu batur urang reureuh bari ngopi<br />
Mojang : ah embung didinya geus aki-aki<br />
Jajaka : Piraku pan sakieu jagjag keneh<br />
Mojang : ah bohong pan nu bungsu nyusu keneh<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09332401185697538460noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-7428918897801913680.post-40209384469484718162012-11-19T18:41:00.004-08:002013-03-25T05:09:34.042-07:00rampak kendang<h3 class="post-title entry-title">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><br /></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a>
Rampak Kendang, Seni Dinamis Kreasi Tatar Sunda
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<h2 class="date-header">
Written By dodi on Tuesday, July 31, 2012 | 8:00 AM<a name='more'></a></h2>
<div style="float: left; margin: 10px 0 5px 0; padding: 0; width: 100%;">
<div class="fb-like fb_edge_widget_with_comment fb_iframe_widget" data-send="true" data-show-faces="false" data-width="450">
<span style="height: 24px; width: 450px;"></span></div>
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHmz4xtZVSf-cwHGhQijOVUaAQ3na3MQF5YJy4COW_FO9h4KAl5xLX_E-tHATWl7_t2hyQc-LuTF8Fq5-7HohfeLzcBZIHIsgyrmTcEaqfZ-UuYdNOjjTgLOt3myRhX-FgG-XCfgMy67c/s1600/FOTO-RAMPAK-GENDANG.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHmz4xtZVSf-cwHGhQijOVUaAQ3na3MQF5YJy4COW_FO9h4KAl5xLX_E-tHATWl7_t2hyQc-LuTF8Fq5-7HohfeLzcBZIHIsgyrmTcEaqfZ-UuYdNOjjTgLOt3myRhX-FgG-XCfgMy67c/s320/FOTO-RAMPAK-GENDANG.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Rampak kendang</b> itu adalah salah satu kreasi seni di tatar Sunda.
Rampak kendang itu asalnya dari kata ’kendang serempak’. Jadi bisa
disimpulkan bahwa rampak kendang adalah bermain kendang secara serempak
atau bersama-sama. Tapi walau pun namanya rampak kendang, instrumen yang
dimainkan di rampak ini tidak cuma kendang saja, ada lagi yang lain,
yaitu saron, gong dan banyak instrumen yang bisa dipadupadankan dengan
kesenian rampak ini. Dan yang main rampak ini ada banyak, bisa sampai
dua puluhan orang.<br />
<br />
Kendang dibagi jadi dua, yaitu kendang duduk
dan kendang diri. Kendang duduk itu nafasnya rampak kendang, karena
dibandingin sama kendang diri, jumlahnya lebih banyak kendang duduk.
Para pemain kendang duduk ini biasanya lemah gemula. Tapi dibalik
gerakannya yang lemah gemulai ini tersimpan kekuatan yang cukup besar,
karena untuk menabuh kendang duduk itu tidak gampang, butuh latihan
keras baru bisa mendapat suara tabuhan yang oke punya dan tangan yang
kuat tahan banting. <br />
<br />
Sesuai namanya, kendang duduk ini dimainkan
sambil duduk, dengan jumlah kendang sebanyak tiga buah, satu kendang
utama yang besar dan dua kendang kecil yang berada di kiri-kanan kendang
utama. Tapi si kendang duduk ini mendapat tempat spesial, karena mereka
juga mendapat kesempatan untuk menabuh kendang sambil berdiri juga.<br />
<br />
Lain
lagi dengan kendang diri. Kendang diri ini lebih ‘macho’ dan keren.
Kendang diri dimainkan sambil berdiri dengan menggunakan stik yang mirip
seperti stik drum tapi lebih tebal dan lebih pendek kayunya. Di tim
rampak biasanya cuma ada dua penabuh kendang diri. Tapi memainkan
kendang diri bukan berarti lebih gampang dari kendang duduk. Main
kendang diri juga harus pake tenaga yang kuat, supaya bunyinya bisa
seimbang sama bunyi kendang diri yang ada banyak itu. <br />
<br />
Kendang
diri juga jumlahnya hanya ada dua, dua-duanya kendang utama tapi
diletakkan secara vertikal atau lebih mudahnya didirikan. Posisi kendang
diri di tim rampak ini memang tak begitu spesial seperti halnya posisi
kendang duduk. Karena seorang pemain kendang duduk bisa dengan mudah
beradaptasi dengan kendang diri, tapi seorang pemain kendang diri nggak
bisa langsung begitu saja beradaptasi dengan kendang duduk.<br />
<br />
Main
rampak ternyata memang asik sekali, dapat menimbulkan perasaan
bersemangat yang sangat tinggi! Menghilangkan rasa stres, menimbulkan
perasaan senang, puas, bangga. Yang istimewa, main rampak itu menuntut
kerja sama yang apik sehingga bisa memunculkan nada-nada yang berirama
konsisten, penuh tenaga dan juga terdengar indah. CPS</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09332401185697538460noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7428918897801913680.post-57656527159346879642012-11-19T18:38:00.000-08:002013-03-25T05:09:54.837-07:00sejarah angklung<div style="text-align: justify;">
<b>SEJARAH ANGKLUNG SEBAGAI BAGIAN DARI SENI DAN BUDAYA TATAR SUNDA </b><br />
<br />
<br />
</div>
<div>
</div>
<div class="post-header" style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><br /></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7428918897801913680" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFNapYBA_senhVFdewpL8WPd79m1Fp9hQHq1A2i20DxcOEQHFiK6x35cEBOBKM-dfyMTROuhdlsxNT_GhomCOxobiBXHMAPV8Yn_fbaJr6it3uWjXxIfejSzDqKnAJQOr1xH2v8yDqOPI/s1600/indonesia_angklung.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491440005241691634" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFNapYBA_senhVFdewpL8WPd79m1Fp9hQHq1A2i20DxcOEQHFiK6x35cEBOBKM-dfyMTROuhdlsxNT_GhomCOxobiBXHMAPV8Yn_fbaJr6it3uWjXxIfejSzDqKnAJQOr1xH2v8yDqOPI/s320/indonesia_angklung.jpg" style="display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 299px;" /></a><br />
<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
Angklung
adalah alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat, terbuat
dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan
oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang
bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran,
baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik
tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8xn2N6EzHe9G3SagBQ_DZxgGhjc_NblQVEQkvoKZwxwRNt5_cajd6QtcxJWcL5y0BAgiuAn6uOPJ-AJz2YptJ3ak4i-mNL5Yh_u0sHxDpe6-5YGUl4yiViA1ixncL9iXhTbhO9p8_u18/s1600/angklung.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491433375387446658" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8xn2N6EzHe9G3SagBQ_DZxgGhjc_NblQVEQkvoKZwxwRNt5_cajd6QtcxJWcL5y0BAgiuAn6uOPJ-AJz2YptJ3ak4i-mNL5Yh_u0sHxDpe6-5YGUl4yiViA1ixncL9iXhTbhO9p8_u18/s320/angklung.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 278px;" /></a><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Asal-usul Angklung</span><br />
<br />
Dalam
rumpun kesenian yang menggunakan alat musik dari bambu dikenal jenis
kesenian yang disebut angklung. Adapun jenis bambu yang biasa digunakan
sebagai alat musik tersebut adalah awi wulung (bambu berwarna hitam) dan
awi temen (bambu berwarna putih). Purwa rupa alat musik angklung; tiap
nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk
wilahan (batangan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLwyNfdGJgAbwwGT5wh-1jo0rtUydSouyzAKmgK4TQl7HZej9abOXiY-LPDUkyd2l3hH0bM-uCRX7rjF9XQU3ncDy-2XivBwugcGAJxkGzN9KOkNPNbpTuSz3O62XeMA1qgNGyuPrnPnY/s1600/angklung2.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491433360296390882" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLwyNfdGJgAbwwGT5wh-1jo0rtUydSouyzAKmgK4TQl7HZej9abOXiY-LPDUkyd2l3hH0bM-uCRX7rjF9XQU3ncDy-2XivBwugcGAJxkGzN9KOkNPNbpTuSz3O62XeMA1qgNGyuPrnPnY/s320/angklung2.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 254px;" /></a><br />
<br />
Angklung
merupakan alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Angklung gubrag di
Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400
tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan
dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke Bumi agar tanaman padi
rakyat tumbuh subur.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyagYhmBdxiBZAdHJ__Zu9J1Y3dDDL63slef0ypGDUXd-7FGTdNEHnNzQ5NrpgzDda7DAxCYll5bAHqrTlsRWeGHr1pivROCmchyRIJb6qTX0Wshw08_Yviq649cG_5_QC9UNB7oFCSEA/s1600/angklung1.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491433353735510770" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyagYhmBdxiBZAdHJ__Zu9J1Y3dDDL63slef0ypGDUXd-7FGTdNEHnNzQ5NrpgzDda7DAxCYll5bAHqrTlsRWeGHr1pivROCmchyRIJb6qTX0Wshw08_Yviq649cG_5_QC9UNB7oFCSEA/s320/angklung1.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 294px;" /></a><br />
<br />
Dikenal
oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di antaranya sebagai
penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa
semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu
sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat
menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung
menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrmBNF4-XLFDrf36P7pyy7SEAGC460aA_JpzKYHvOtl1OcMQnQHAHRFyOzeMrgpzVidjpn8otSQCyjZbBfWTYhdV3pRiFL24yePlwBY9EOe8pTRFgJ7mJ2H6-ccK_eDUq-tGWRuN5rvCk/s1600/03_sm_angklung_satria.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491433344951773506" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrmBNF4-XLFDrf36P7pyy7SEAGC460aA_JpzKYHvOtl1OcMQnQHAHRFyOzeMrgpzVidjpn8otSQCyjZbBfWTYhdV3pRiFL24yePlwBY9EOe8pTRFgJ7mJ2H6-ccK_eDUq-tGWRuN5rvCk/s320/03_sm_angklung_satria.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
Asal
usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan
hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi
(pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan
terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan
(hirup-hurip).<br />
<br />
Perenungan masyarakat Sunda dahulu dalam mengolah
pertanian (tatanen) terutama di sawah dan huma telah melahirkan
penciptaan syair dan lagu sebagai penghormatan dan persembahan terhadap
Nyai Sri Pohaci, serta upaya nyinglar (tolak bala) agar cocok tanam
mereka tidak mengundang malapetaka, baik gangguan hama maupun bencana
alam lainnya. Syair lagu buhun untuk menghormati Nyi Sri Pohaci tersebut
misalnya:<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCbBPgFUfou0llkNT-c8C7gKQsGv3ul1UWO7wyfNASpQUuZZXDKnVHo0CpyRQ8GR5VumrZtoHFdndXC1ONYCXdrSNUAycZOgQFEGqoWwVynz3HB6A2v0gsxBtMP-d7GmZob6IgOL0W-40/s1600/angklung11.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491433366316752594" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCbBPgFUfou0llkNT-c8C7gKQsGv3ul1UWO7wyfNASpQUuZZXDKnVHo0CpyRQ8GR5VumrZtoHFdndXC1ONYCXdrSNUAycZOgQFEGqoWwVynz3HB6A2v0gsxBtMP-d7GmZob6IgOL0W-40/s320/angklung11.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 308px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
Selanjutnya
lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan
pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas
sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita
kenal sekarang bernama angklung. Perkembangan selanjutnya dalam
permainan Angklung tradisi disertai pula dengan unsur gerak dan ibing
(tari) yang ritmis (ber-wirahma) dengan pola dan aturan=aturan tertentu
sesuai dengan kebutuhan upacara penghormatan padi pada waktu mengarak
padi ke lumbung (ngampih pare, nginebkeun), juga pada saat-saat
mitembeyan, mengawali menanam padi yang di sebagian tempat di Jawa Barat
disebut ngaseuk.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWDimUuamDaPE8saJtRFF5znA-rf1FFhmIdlTKb0aYceaDJIXnDN8hVTOhSJZb9mkx2617MZEtPY4_VLkJwQujkqshIGX7OjDqFCiSPOFhT7BPy5CIhsNDrhEBN6JHW9iN1AVfKKE2_-w/s1600/tenessee_angklung.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491435125222861346" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWDimUuamDaPE8saJtRFF5znA-rf1FFhmIdlTKb0aYceaDJIXnDN8hVTOhSJZb9mkx2617MZEtPY4_VLkJwQujkqshIGX7OjDqFCiSPOFhT7BPy5CIhsNDrhEBN6JHW9iN1AVfKKE2_-w/s320/tenessee_angklung.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 222px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
Demikian
pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan
angklung. Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara
padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan
atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong
dan Dongdang serta Jampana (usungan pangan) dan sebagainya.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqG3fqRgXAIboRgRzxnrm5bJYxKmof4qRXRL0aTEjOD6QGnbii1MEDO54v8W5-wIHRJw30G_m7Ri87m3jM9TadBqP_MRhk5vm_EIpFT8GfHb16KOWQeR0fGb0P9wtWsWdiW-fpQ9XAQvo/s1600/indonesia_angklung.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491435117147681490" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqG3fqRgXAIboRgRzxnrm5bJYxKmof4qRXRL0aTEjOD6QGnbii1MEDO54v8W5-wIHRJw30G_m7Ri87m3jM9TadBqP_MRhk5vm_EIpFT8GfHb16KOWQeR0fGb0P9wtWsWdiW-fpQ9XAQvo/s320/indonesia_angklung.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 299px;" /></a><br />
<br />
Dalam
perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa,
lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi
kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan
angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVEkWQ5MmthKQVZZzZHz3I5dAo93SL6FvuHFQ-jQT1TLLLXwXWHI2ZnqfOKPAFBwvg3SI9isYtwxf9nfB8b7eAEUcixyALh2i1CL_VmqJvnrItXkPfl8Fu4qNrYWCqX3cdxlrsZytAYao/s1600/images.jpeg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491435109365127762" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVEkWQ5MmthKQVZZzZHz3I5dAo93SL6FvuHFQ-jQT1TLLLXwXWHI2ZnqfOKPAFBwvg3SI9isYtwxf9nfB8b7eAEUcixyALh2i1CL_VmqJvnrItXkPfl8Fu4qNrYWCqX3cdxlrsZytAYao/s320/images.jpeg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 275px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 183px;" /></a><br />
<br />
Bahkan,
sejak 1966, Udjo Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik
permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai
mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai
komunitas.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Angklung Kanekes</span><br />
<br />
Angklung
di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka orang Baduy) digunakan
terutama karena hubungannya dengan ritus padi, bukan semata-mata untuk
hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka
menanam padi di huma (ladang). Menabuh angklung ketika menanam padi ada
yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan
(Tangtu; Baduy Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di
Kaluaran (Baduy Luar). Meski demikian, masih bisa ditampilkan di luar
ritus padi tetapi tetap mempunyai aturan, misalnya hanya boleh ditabuh
hingga masa ngubaran pare (mengobati padi), sekitar tiga bulan dari
sejak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan berikutnya semua
kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada musim
menanam padi berikutnya. Menutup angklung dilaksanakan dengan acara yang
disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan)
angklung setelah dipakai.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg66HA1txddrvBjUPbtk5lYbeJn0Vr2DxRaIk3qSqnruThEtPTlSWWDHFcrl6GPGgLlZ7rbOyCumH5qnePOLVtzqK2-bnbtRhebeq-fZkJxqcBf62tcMzhOcPVYAYDnXTSYZA-dygZrPo8/s1600/angklung-gubrag.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491435104097897218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg66HA1txddrvBjUPbtk5lYbeJn0Vr2DxRaIk3qSqnruThEtPTlSWWDHFcrl6GPGgLlZ7rbOyCumH5qnePOLVtzqK2-bnbtRhebeq-fZkJxqcBf62tcMzhOcPVYAYDnXTSYZA-dygZrPo8/s320/angklung-gubrag.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
Dalam
sajian hiburan, Angklung biasanya diadakan saat terang bulan dan tidak
hujan. Mereka memainkan angklung di buruan (halaman luas di pedesaan)
sambil menyanyikan bermacam-macam lagu, antara lain: Lutung Kasarung,
Yandu Bibi, Yandu Sala, Ceuk Arileu, Oray-orayan, Dengdang, Yari
Gandang, Oyong-oyong Bangkong, Badan Kula, Kokoloyoran, Ayun-ayunan,
Pileuleuyan, Gandrung Manggu, Rujak Gadung, Mulung Muncang, Giler,
Ngaranggeong, Aceukna, Marengo, Salak Sadapur, Rangda Ngendong,
Celementre, Keupat Reundang, Papacangan, dan Culadi Dengdang. Para
penabuh angklung sebanyak delapan orang dan tiga penabuh bedug ukuran
kecil membuat posisi berdiri sambil berjalan dalam formasi lingkaran.
Sementara itu yang lainnya ada yang ngalage (menari) dengan gerakan
tertentu yang telah baku tetapi sederhana. Semuanya dilakukan hanya oleh
laki-laki. Hal ini berbeda dengan masyarakat Daduy Dalam, mereka
dibatasi oleh adat dengan berbagai aturan pamali (pantangan; tabu),
tidak boleh melakukan hal-hal kesenangan duniawi yang berlebihan.
Kesenian semata-mata dilakukan untuk keperluan ritual.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhppdW38SCHy33fQCOHM3f517RQQBhDIJPHH-jNq6brdehfqvj7clpXmf3kaTG96NCTSzhHiZzeD6GPFNHZ31AZlCSOishd3fjLQdhh77Z6O8RU6jmSMhyphenhypheniwx96wIeWAMx0r_2Xw-myMy4/s1600/Angklung_2_Oktaf.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491435091787600514" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhppdW38SCHy33fQCOHM3f517RQQBhDIJPHH-jNq6brdehfqvj7clpXmf3kaTG96NCTSzhHiZzeD6GPFNHZ31AZlCSOishd3fjLQdhh77Z6O8RU6jmSMhyphenhypheniwx96wIeWAMx0r_2Xw-myMy4/s320/Angklung_2_Oktaf.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 236px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
Nama-nama
angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung,
dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel. Roel yang
terdiri dari 2 buah angklung dipegang oleh seorang. Nama-nama bedug dari
yang terpanjang adalah: bedug, talingtit, dan ketuk. Penggunaan
instrumen bedug terdapat perbedaan, yaitu di kampung-kampung Kaluaran
mereka memakai bedug sebanyak 3 buah. Di Kajeroan; kampung Cikeusik,
hanya menggunakan bedug dan talingtit, tanpa ketuk. Di Kajeroan, kampung
Cibeo, hanya menggunakan bedug, tanpa talingtit dan ketuk.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnh0MBcLuoIen8wvC71fRkVj6fM4L846Baf31bjI_m0oavOcTfKxjclE3GDQv1-a1YhKl3UPrSjXs5VxoQCam7KUJw8fSFsGXX3ot7T9BWbhougVJ9Rx501NhYe3x0JsDj0-5sgrMp6-A/s1600/Saung_Angklung_Udjo.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491438804058365090" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnh0MBcLuoIen8wvC71fRkVj6fM4L846Baf31bjI_m0oavOcTfKxjclE3GDQv1-a1YhKl3UPrSjXs5VxoQCam7KUJw8fSFsGXX3ot7T9BWbhougVJ9Rx501NhYe3x0JsDj0-5sgrMp6-A/s320/Saung_Angklung_Udjo.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 218px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
Di
Kanekes yang berhak membuat angklung adalah orang Kajeroan (Tangtu;
Baduy Jero). Kajeroan terdiri dari 3 kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana,
dan Cikeusik. Di ketiga kampung ini tidak semua orang bisa membuatnya,
hanya yang punya keturunan dan berhak saja yang mengerjakannya di
samping adanya syarat-syarat ritual. Pembuat angklung di Cikeusik yang
terkenal adalah Ayah Amir (59), dan di Cikartawana Ayah Tarnah. Orang
Kaluaran membeli dari orang Kajeroan di tiga kampung tersebut.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Angklung Dogdog Lojor</span><br />
<br />
Kesenian
dogdog lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau
kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun
(berbatasan dengan jakarta, Bogor, dan Lebak). Meski kesenian ini
dinamakan dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di dalamnya,
tetapi di sana juga digunakan angklung karena kaitannya dengan acara
ritual padi. Setahun sekali, setelah panen seluruh masyarakat mengadakan
acara Serah Taun atau Seren Taun di pusat kampung adat. Pusat kampung
adat sebagai tempat kediaman kokolot (sesepuh) tempatnya selalu
berpindah-pindah sesuai petunjuk gaib.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNZxsD8CCoaAMevsGBLdtrYqKPUs-WitYewvKGW64RZOviixbYJzPBpfLlzAYmFagGx1pssbI63UgB50a4Mc0g0rB4OwWV52c3NyKPllhjWGFkRG333T6NAn9NVYpS_rkytlWRlr6AG8o/s1600/membuat-angklung.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491438791835334626" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNZxsD8CCoaAMevsGBLdtrYqKPUs-WitYewvKGW64RZOviixbYJzPBpfLlzAYmFagGx1pssbI63UgB50a4Mc0g0rB4OwWV52c3NyKPllhjWGFkRG333T6NAn9NVYpS_rkytlWRlr6AG8o/s320/membuat-angklung.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
Tradisi
penghormatan padi pada masyarakat ini masih dilaksanakan karena mereka
termasuk masyarakat yang masih memegang teguh adat lama. Secara tradisi
mereka mengaku sebagai keturunan para pejabat dan prajurit keraton
Pajajaran dalam baresan Pangawinan (prajurit bertombak). Masyarakat
Kasepuhan ini telah menganut agama Islam dan agak terbuka akan pengaruh
modernisasi, serta hal-hal hiburan kesenangan duniawi bisa dinikmatinya.
Sikap ini berpengaruh pula dalam dalam hal fungsi kesenian yang sejak
sekitar tahun 1970-an, dogdog lojor telah mengalami perkembangan, yaitu
digunakan untuk memeriahkan khitanan anak, perkawinan, dan acara
kemeriahan lainnya. Instrumen yang digunakan dalam kesenian dogdog lojor
adalah 2 buah dogdog lojor dan 4 buah angklung besar. Keempat buah
angklung ini mempunyai nama, yang terbesar dinamakan gonggong, kemudian
panembal, kingking, dan inclok. Tiap instrumen dimainkan oleh seorang,
sehingga semuanya berjumlah enam orang.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYpTHoNEylEx7ZwLMtyq5igE0PWwgj5i62kGBx_6UG7FOt2WMAE4ZdKE1j0nC1dpBuPgBXAUoXOUF5lh3_jd6JbJjr_1VFwjKeuaAs1v_mhlmnRU6hXWronUHVONl0TO6wp1Nr-bDUNOY/s1600/angklung-kbri.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491438776685555090" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYpTHoNEylEx7ZwLMtyq5igE0PWwgj5i62kGBx_6UG7FOt2WMAE4ZdKE1j0nC1dpBuPgBXAUoXOUF5lh3_jd6JbJjr_1VFwjKeuaAs1v_mhlmnRU6hXWronUHVONl0TO6wp1Nr-bDUNOY/s320/angklung-kbri.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 136px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
Lagu-lagu
dogdog lojor di antaranya Bale Agung, Samping Hideung, Oleng-oleng
Papanganten, Si Tunggul Kawung, Adulilang, dan Adu-aduan. Lagu-lagu ini
berupa vokal dengan ritmis dogdog dan angklung cenderung tetap.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Angklung Gubrag</span><br />
<br />
Angklung
gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung
ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam
kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan
ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).<br />
<br />
Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeJOJZmUGn3WU2FAz8MzaLg6hq1Y-NhpQLHkczZAoA77HmE36Z8c0x5Ctyc9yMiZ5xou7XyIf6umD5d_TzTEvgfWkHqPT7iqjp4D6ZTozRXC25h8a5kmy9uR6PXasAtFJW5Im1zXuG6P0/s1600/candil_adi.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491438760667811410" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeJOJZmUGn3WU2FAz8MzaLg6hq1Y-NhpQLHkczZAoA77HmE36Z8c0x5Ctyc9yMiZ5xou7XyIf6umD5d_TzTEvgfWkHqPT7iqjp4D6ZTozRXC25h8a5kmy9uR6PXasAtFJW5Im1zXuG6P0/s320/candil_adi.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 209px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Angklung Badeng</span><br />
<br />
Badeng
merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung
sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding,
Kecamatan Malangbong, Garut. Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk
kepentingan dakwah Islam. Tetapi diduga badeng telah digunakan
masyarakat sejak lama dari masa sebelum Islam untuk acara-acara yang
berhubungan dengan ritual penanaman padi. Sebagai seni untuk dakwah
badeng dipercaya berkembang sejak Islam menyebar di daerah ini sekitar
abad ke-16 atau 17. Pada masa itu penduduk Sanding, Arpaen dan Nursaen,
belajar agama Islam ke kerajaan Demak. Setelah pulang dari Demak mereka
berdakwah menyebarkan agama Islam. Salah satu sarana penyebaran Islam
yang digunakannya adalah dengan kesenian badeng.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisr5kks4yJDXJ5c924FlKz3ktxDNWhvU6HJIhyphenhyphenEzxQbUGGfv8dJDMifRIoM8yuXyRrj2mXbCPFE20QMqhMSJ2_IBTKjdOXHZ5WVkdoOMvk-hLbLtUzAcL3zGL__c4H63hCqrO-jZ6JclY/s1600/angklung-kurung.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491438753767067938" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisr5kks4yJDXJ5c924FlKz3ktxDNWhvU6HJIhyphenhyphenEzxQbUGGfv8dJDMifRIoM8yuXyRrj2mXbCPFE20QMqhMSJ2_IBTKjdOXHZ5WVkdoOMvk-hLbLtUzAcL3zGL__c4H63hCqrO-jZ6JclY/s320/angklung-kurung.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 240px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
Angklung
yang digunakan sebanyak sembilan buah, yaitu 2 angklung roel, 1
angklung kecer, 4 angklung indung dan angklung bapa, 2 angklung anak; 2
buah dogdog, 2 buah terbang atau gembyung, serta 1 kecrek. Teksnya
menggunakan bahasa Sunda yang bercampur dengan bahasa Arab. Dalam
perkembangannya sekarang digunakan pula bahasa Indonesia. Isi teks
memuat nilai-nilai Islami dan nasihat-nasihat baik, serta menurut
keperluan acara. Dalam pertunjukannya selain menyajikan lagu-lagu,
disajikan pula atraksi kesaktian, seperti mengiris tubuh dengan senjata
tajam.<br />
<br />
Lagu-lagu badeng: Lailahaileloh, Ya’ti, Kasreng, Yautike, Lilimbungan, Solaloh.<br />
<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Angklung Buncis</span><br />
<br />
Buncis
merupakan seni pertunjukan yang bersifat hiburan, di antaranya terdapat
di Baros (Arjasari, Bandung). Pada mulanya buncis digunakan pada
acara-acara pertanian yang berhubungan dengan padi. Tetapi pada masa
sekarang buncis digunakan sebagai seni hiburan. Hal ini berhubungan
dengan semakin berubahnya pandangan masyarakat yang mulai kurang
mengindahkan hal-hal berbau kepercayaan lama. Tahun 1940-an dapat
dianggap sebagai berakhirnya fungsi ritual buncis dalam penghormatan
padi, karena sejak itu buncis berubah menjadi pertunjukan hiburan.
Sejalan dengan itu tempat-tempat penyimpanan padi pun (leuit; lumbung)
mulai menghilang dari rumah-rumah penduduk, diganti dengan tempat-tempat
karung yang lebih praktis, dan mudah dibawa ke mana-mana. Padi pun
sekarang banyak yang langsung dijual, tidak disimpan di lumbung. Dengan
demikian kesenian buncis yang tadinya digunakan untuk acara-acara
ngunjal (membawa padi) tidak diperlukan lagi.<br />
<br />
Nama kesenian
buncis berkaitan dengan sebuah teks lagu yang terkenal di kalangan
rakyat, yaitu cis kacang buncis nyengcle..., dst. Teks tersebut terdapat
dalam kesenian buncis, sehingga kesenian ini dinamakan buncis.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKP5DlYJU7xmaaZ4E-Fmw4lxn5SdQUCpUoEYAFi7qc4zjqhRo7RO0hKiIZndQh02Zv2NZzHiHKTCOO_gSfj4d3Ny0dcjXPYUv02IE9FTUkQ2HYrRq7JNfjbsM-5wGDvkSCzdzVQYLZwTY/s1600/angklung21.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491439999122371810" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKP5DlYJU7xmaaZ4E-Fmw4lxn5SdQUCpUoEYAFi7qc4zjqhRo7RO0hKiIZndQh02Zv2NZzHiHKTCOO_gSfj4d3Ny0dcjXPYUv02IE9FTUkQ2HYrRq7JNfjbsM-5wGDvkSCzdzVQYLZwTY/s320/angklung21.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 214px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Instrumen
yang digunakan dalam kesenian buncis adalah 2 angklung indung, 2
angklung ambrug, angklung panempas, 2 angklung pancer, 1 angklung
enclok. Kemudian 3 buah dogdog, terdiri dari 1 talingtit, panembal, dan
badublag. Dalam perkembangannya kemudian ditambah dengan tarompet,
kecrek, dan goong. Angklung buncis berlaras salendro dengan lagu vokal
bisa berlaras madenda atau degung. Lagu-lagu buncis di antaranya: Badud,
Buncis, Renggong, Senggot, Jalantir, Jangjalik, Ela-ela, Mega Beureum.
Sekarang lagu-lagu buncis telah menggunakan pula lagu-lagu dari gamelan,
dengan penyanyi yang tadinya laki-laki pemain angklung, kini oleh
wanita khusus untuk menyanyi.<br />
<br />
Dari beberapa jenis musik bambu di
Jawa Barat (Angklung) di atas, adalah beberapa contoh saja tentang seni
pertunjukan angklung, yang terdiri atas: Angklung Buncis
(Priangan/Bandung), Angklung Badud (Priangan Timur/Ciamis), Angklung
Bungko (Indramayu), Angklung Gubrag (Bogor), Angklung Ciusul (Banten),
Angklung Dog dog Lojor (Sukabumi), Angklung Badeng (Malangbong, Garut),
dan Angklung Padaeng yang identik dengan Angklung Nasional dengan tangga
nada diatonis, yang dikembangkan sejak tahun 1938. Angklung khas
Indonesia ini berasal dari pengembangan angklung Sunda. Angklung Sunda
yang bernada lima (salendro atau pelog) oleh Daeng Sutigna alias Si
Etjle (1908—1984) diubah nadanya menjadi tangga nada Barat (solmisasi)
sehingga dapat memainkan berbagai lagu lainnya. Hasil pengembangannya
kemudian diajarkan ke siswa-siswa sekolah dan dimainkan secara orkestra
besar.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09332401185697538460noreply@blogger.com0